Site icon

33 Tahun Lagi, Masihkah B-2 Spirit Menakutkan?

B-2

B-2 Spirit adalah bomber paling canggih, tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di dunia. Namun pembom siluman ini dibangun pada era 1980 dan direncanakan akan tetap terbang hingga 2050 bersama B-21 yang saat ini sedang dibangun.

Artinya pesawat ini akan tetap terbang 33 tahun lagi. Apakah saat itu Spirit masih akan ditakuti seperti sekarang?

Tidak ada cara lain B-2 memang harus menjalani diupgrade untuk tetap terbang hingga waktu itu. Bomber ini dinilai masih sangat layak dan belum ada yang menandingi, terlebih dengan akan dilakukan sejumlah peningkatan teknologi dan kemampuannya.

Mayor. Kent Mickelson, Direktur Operasi Skuadron Pelatihan Tempur 394 dalam wawancara khusus dengan Scout Warrior beberapa waktu lalu mengatakan platform meski dirancang dan dibangun era 80-an, B-2 masih akan sangat efektif melakukan misi di daerah yang keras sekalipun.

“Dari sisi mesin, pada 2016 B-2 masih mampu melakukan tugasnya sama baiknya dengan apa yang dilakukan pada 80-an. Sementara dengan modernisasi nanti akan menjadikan tidak ada satupun orang  yang mengatakan B-2 tidak siap dengan ancaman yang ada di dunia saat ini,” kata Mickelson yang juga pilot B-2 dengan pengalaman misi melakukan pemboman di Libya pada 2011 tersebut.

“Ini benar-benar sebuah platform bom yang mengagumkan dan itu adalah sebuah keajaiban teknologi.”

Kokpit B-2

B-2 kombinasi terbaik dari rekayasa avionik, radar dan teknologi komunikasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan menghancurkan target musuh dari tempat yang tinggi di atas wilayah musuh. “Ini adalah pesawat digital. Kami menampilkan semua di kaca kopkit,” tambahnya.

Kaca kokpit mencakup berbagai display digital, termasuk salah satu yang menunjukkan informasi Synthetic Aperture Radar (SAR) yang melukiskan render atau gambar dari darat. “SAR memberikan pilot tampilan yang realistis dari darat yang mereka dapat gunakan untuk penargetan,” kata Mickelson.

“B-2 merupakan lompatan besar dalam teknologi dari platform tua seperti B-52 dan B-1. Ini mengambil apa yang terbaik kemudian diberikan kepada aircrew, “kata Mickelson.

Angkatan Udara Amerika saat ini mengoperasikan 20 pembom B-2, dengan mayoritas dari mereka berbasis di Whiteman AFB di Missouri. B-2 dapat mencapai ketinggian 50.000 kaki dan membawa muatan 40.000 pon, termasuk senjata konvensional dan nuklir.

Pesawat, yang mulai beroperasi pada tahun 1980, telah melakukan misi di Irak, Libya dan Afghanistan. Bahkan, mengingat kemampuannya untuk terbang sebanyak 6.000 mil laut tanpa perlu mengisi bahan bakar, B-2 terbang dari Missouri sampai ke sebuah pulau di lepas pantai India disebut Diego Garcia – sebelum meluncurkan misi pemboman atas Afghanistan. “Lepas landas dari Whiteman dan mendarat di Diego Garcia adalah salah satu sorti tempur terpanjang B-2 yang pernah dilakukan. Pembom itu sangat sukses di Afghanistan dan sangat sukses di bagian awal dari perang di Irak dan Libya, “tambah Michelson.

Awak B-2 disediakan apa  yang disebut “long-duration kit,” yang terdiri termasuk sebuah kamar dan kebutuhan lain yang dianggap perlu untuk penerbangan panjang.

Next: Misi B-2

Misi  B-2

Sebagai sebuah pembom siluman yang direkayasa selama puncak Perang Dingin, B-2 dirancang untuk menghindari pertahanan udara Soviet dan menyerang target dengan tanpa terdeteksi sama sekali.

Kemampuan teknologi stealth ini disebut oleh pakar industri sebagai kemampuan menghindari pertahanan udara menggunakan frekuensi tinggi “engagement” radar, yang dapat menargetkan pesawat, dan frekuensi lebih rendah yang disebut “surveillance” radar yang dapat mendeteksi pesawat musuh yang terbang di sekiternya.

B-2 digambarkan sebagai platform yang dapat beroperasi tanpa terdeteksi di atas wilayah musuh dan menjadi pembuka pintu dengan menghancurkan radar musuh dan sistem pertahanan udara lawan sehingga pesawat lain bisa masuk melalui koridor radar yang telah dihancurkan untuk kemudian melakaukan serangan.

Namun, seperti diketahui dari waktu ke waktu pertahanan udara dan radar terus berkembang pesat di berbagai penjuru dunia. Beberapa sistem yang muncul saat ini bahkan dapat mendeteksi beberapa pesawat siluman menggunakan sistem yang lebih baik, menggunakan prosesor komputer lebih cepat dan dapat mendeteksi pesawat dari jarak yang lebih jauh pada sejumlah frekuensi.

Angkatan Udara berencana untuk mengoperasikan B-2 dengan bomber baru yang tengah dikembangkan yakni Long Range Strike Bomber (LRS-B) hingga 2050.

Next: Upgrade B-2

B-2 Spirit

Upgrade B-2

Menghadapi situasi yang terus berkembang, maka armada B-2 sedang mengalami serangkaian upgrade modernisasi untuk memastikan pesawat tetap bisa berada pada kemampuan efektif utama untuk beberapa dekade mendatang

Salah satu upgrade kunci, menurut Mickelson adalah apa yang disebut Defensive Management System, teknologi yang membantu memberikan informasi kepada kru B-2 tentang lokasi pertahanan udara musuh.

Akibatnya, jika muncul pertahanan udara yang dilengkapi dengan teknologi yang cukup untuk mendeteksi B-2, pesawat akan memiliki kesempatan untuk bermanuver seperti dengan segera terbang di luar jangkauan.

Defensive Management System dijadwalkan akan beroperasi pada pertengahan 2020-an, Mickelson menambahkan. “Defensive Management System untuk memberikan kesadaran situasional yang lebih baik sehingga kita mampu membuat keputusan di kokpit tentang di mana kita harus menempatkan pesawat,” tambahnya.

B-2 juga bergerak ke frekuensi satelit yang sangat tinggi dalam rangka untuk lebih memfasilitasi komunikasi dengan komando dan kontrol. Misalnya, upgrade komunikasi yang memungkinkan untuk awak pesawat menerima instruksi pemboman dari Presiden dalam hal adalah kemungkinan menggunakan bom nuklir.

“Program ini akan membantu dengan komunikasi nuklir dan konvensional. Ini akan memberikan peningkatan yang sangat besar dalam bandwidth yang tersedia untuk B-2, yang berarti peningkatan kecepatan aliran data. Kami sangat antusias tentang peningkatan ini, “jelas Mickelson.

Pesawat siluman menggunakan link data yang umum digunakan yang disebut LINK-16 dan ling data UHF serta VHF. Michelson menjelaskan bahwa B-2 yang mampu berkomunikasi dengan stasiun kontrol darat, komando dan kantor pusat kontrol dan juga dapat menerima informasi dari aset berawak dan tak berawak lainnya seperti drone.

Selama ini informsai dari drone harus terlebih dahulu dikirim ke stasiun darat sebelum kemudian dilanjutkan ke B-2. Tetapi dengan pengembangan ini apa yang didapat oleh drone akan bisa diakses Spirit secara real time.

B-2 juga sedang direkayasa pada prosesor kontrol manajemen penerbangan baru yang dirancang untuk memperluas dan memodernisasi komputer on-board dan penambahan perangkat lunak baru.

Hal ini melibatkan re-hosting dari prosesor kontrol manajemen penerbangan, otak dari pesawat, ke unit pengolahan terpadu jauh lebih mampu. Prosesor baru akan meningkatkan kinerja avionik dan sistem komputer on-board sekitar 1.000-kali. Pemasangan teknologi ini dilalkukan pada pada tahun 2015 dan 2016 dengan anggaran sekitar US$542 juta.

Next: Upgrade Senjata B-2

B-2 Bomber dan MOP

Upgrade Senjata B-2

Bagaimana dalam hal senjata? B-2 juga akan mendapatkan upgrade signifikan terkait senjata yang dibawa. Salah satunya dengan senjata nuklir digital generasi berikutnya seperti B-61 Mod 12 dengan tail kit dan Long Range Stand-Off weapon atau LRSOB.

B-61 Mod 12 adalah program modernisasi yang sedang berlangsung yang bertujuan untuk mengintegrasikan B-61 Mod 3, 4, 7 dan 10 menjadi varian tunggal dengan dipandu kit ekor. B-61 Mod 12 sedang direkayasa mengandalkan unit inersia untuk navigasi.

Selain LRSO, B83, dan B-61 Mod 12, B-2 juga akan membawa B-61 Mod 11, senjata nuklir yang dirancang dengan kemampuan penetrasi. LRSO akan menggantikan Air Launched Cruise Missile, atau ALCM, yang sekarang hanya bisa dibawa oleh bomber B-52.

Di samping arsenal nuklirnya, B-2 akan membawa berbagai macam senjata konvensional untuk dengan membawa presisi-dipandu Joint Direct Attack Munitions atau JDAM seberat 2.000-pon, Joint Standoff Weapons, Joint Air-to-Surface Standoff Missiles dan tentu saja GBU-28, 5.000 pon yang dikenal sebagaii bunker buster atau penghancur bunker.

Platform ini juga mempersiapkan untuk mengintegrasikan rudal udara ke darat jarak jauh yang disebut JASSM-ER, atau Joint Air-to-Surface Standoff Missile, Extended Range. B-2 juga dapat membawa bom konvensional 30.000 pon yang dikenal sebagai Massive Ordnance Penetrator.

Exit mobile version