Bertugas Lawan Korea Utara, Moral Kru Penjelajah USS Shiloh Malah Hancur
USS Shiloh

Bertugas Lawan Korea Utara, Moral Kru Penjelajah USS Shiloh Malah Hancur

“Ini hanya masalah waktu sebelum terjadi sesuatu yang mengerikan,”

“Pelaut kami tidak mempercayai pemimpinya”

“Ini adalah penjara terapung”

“Saya hanya berdoa agar kita tidak perlu menembak jatuh sebuah rudal dari Korea Utara.”

Berbagai komentar tersebut muncul dari tiga survei yang dilakukan Angkatan Laut Amerika pada kru kapal penjelajah Shiloh saat dipimpin Kapten Adam M. Aycock yang baru saja menyelesaikan tugas 26 bulan di kapal tersebut.

Kapal yang berbasis di Jepang ini merupakan kekuatan penting dalam pertahanan rudal balistik Amerika dan misi Armada ke-7 di Pasifik Barat untuk melawan Korea Utara dan Angkatan Laut China serta Rusia yang perkasa.

Aycock disebut para pelaut kerap menghukum kesalahan dengan gaya kuno. Salah satunya dengan tidak memberi makan pada kru kecuali roti dan air selama tiga hari.

“Rasanya seperti perlombaan untuk melihat mana yang akan hancur lebih dulu,” seorang pelaut menulis, “kapal atau kru.”

Pejabat Angkatan Laut menolak membahas rincian survei, namun mengakui bahwa atasan Aycock mengetahui adanya masalah setelah survei negatif pertama dilakukan dua bulan setelah dia memegang komando. Pemimpin Aycock, kata para pejabat, telah memberi nasihat namun Aycock tetap bekerja seperti apa yang dia lakukan.

Aycock menolak memberikan komentar. Dia sekarang bekerja sebagai peneliti Institut Studi Future Warfare. Dia memimpin Shiloh dari Juni 2015 sampai Agustus 2017. Sebelumnya, ia menjabat sebagai komandan di kapal perusak USS Mahan.

Shiloh  mendapat  pengawasan serius setelah dua kapal bertabrakan dengan kapal komersial dalam insiden terpisah tahun ini.

Pertama, USS Fitzgerald menabrak sebuah kapal kontainer di dekat Jepang pada tanggal 17 Juni 2017. Penyelidik menemukan bahwa para pelaut melakukan kesalahan fatal yang mengarah ke tabrakan, yang merenggut nyawa tujuh pelaut tersebut.

Kemudian USS John S. McCain bertabrakan dengan sebuah kapal tanker minyak di dekat Singapura, menyebabkan 10 tentara tewas.

USS Shiloh juga mendapat sorotan beberapa waktu lalu, ketika salah satu pelautnya, Peter Mims tiba-tiba hilang. Kapal tersebut meluncurkan pencarian 50 jam yang melibatkan kapal, pesawat terbang dan kapal induk karena dugaan yang bersangkutan terjatuh ke laut. Tetapi ternyata Mims ditemukan sembunyi di dalam kapal. Tidak diungkapkan kenapa kru tersebut melakukan hal itu.

“Setelah Mims hilang, beberapa pelaut menghubungi Navy Times dan menyuarakan keprihatinan tentang Shiloh, kapten dan kru, yang mendorong Navy Times untuk mengajukan permintaan Freedom for Information untuk salinan survei yang dilakukan baru-baru ini,” kata situs tersebut.