450 Prajurit Raider Khusus Dipersiapkan Operasi ke Papua

450 Prajurit Raider Khusus Dipersiapkan Operasi ke Papua

Sebanyak 450 prajurit TNI Raider Khusus Yonif 644/Walet Sakti Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat saat ini sedang dipersiapkan untuk bertugas operasi perbatasan Papua – Papua Nugini.

“Prajurit Raider Khusus Yonif 644/Walet Sakti akan berangkat untuk bertugas di Papua pada Januari 2018, dan saat ini tahap persiapan pra tugas,” kata Danbrigif 19/Khatulistiwa Kol Inf Ibnu Jawardi kepada Antara di Putussibau, Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Sabtu 7 Oktober 2017

Dia mengatakan latihan persiapan pra tugas itu dilaksanakan secara bertahap dan tersendiri sesuai ketentuan, sehingga prajurit yang ditugaskan di perbatasan memiliki kemampuan khusus.

Termasuk latihan pemantapan raider, yang dilakukan tersendiri oleh prajurit pra tugas. Dikatakan Jawardi, ratusan prajurit itu akan bertugas minimal selama sembilan bulan di Papua, paling lama satu tahun, karena perjalanan cukup berat.

Lebih lanjut Jawardi mengatakan sebelum memberangkatkan personil ke Papua, Danyon sudah dikirim untuk mengetahui situasi di perbatasan Papua selama 12 hari.

Selain itu, kata Jawardi, satuan yang di Kalimantan Barat ada juga yang mengikuti pengamanan perbatasan Kalbar dan ada juga yang dikirim ke Papua.

“Karena memang merupakan prajurit Raider Khusus, maka Batalyon Raider Khusus 644/ Walet Sakti Putussibau dikirim untuk tugas operasi ke Papua,” jelas Jawardi.

Di tempat yang sama, Komandan Yonif (Danyon) Raider Khusus 644/Walet Sakti, Letkol Inf Gede Setiawan mengatakan telah melakukan seleksi kepada prajurit untuk tugas operasi Papua.

Menurut Gede, ada tiga seleksi ketat untuk prajurit pada saat pra tugas ke Papua yaitu, jasmani prajurit yang standar, kesehatan standar serta kondisi psikologis prajurit sesuai standar persyaratan.

“Jadi kami sudah siapkan prajurit yang akan tugas operasi ke Papua, sesuai persyaratan yang ditentukan, karena medan di Papua cukup berat,” jelas Gede yang sudah melihat situasi perbatasan di Papua.

Dijelaskan Gede, tugas operasi perbatasan di Papua itu, dirinya memimpin langsung personil yang bertugas. Bahkan Gede mengaku sudah melakukan antisipasi dan persiapan khusus bagi prajurit yang akan bertugas ke Papua.

“Tentu kami ada Protap yang wajib dilaksanakam oleh seluruh prajurit, apabila ada prajurit yang melanggar protap tersebut maka akan diberikan sanksi sesuai ketentuan,” tegas Gede.

Dirinya berharap tugas operasi perbatasan di Papua nantinya dapat berjalan lancar dan tidak ada kendala, apalagi prajurit yang diberangkatkan sudah melalui tahapan seleksi serta latihan khusus.