Amerika Hentikan Latihan Militer dengan Sekutu Teluk, Ada Apa Lagi?
F-16 Block 60 + Desert Falcons Uni Emirat Arab

Amerika Hentikan Latihan Militer dengan Sekutu Teluk, Ada Apa Lagi?

Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya di kawasn Teluk seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab secara rutin menggelar latihan militer bersama. Tetapi tiba-tiba Amerika memilih untuk menghentikan program tersebut.

Militer Amerika Serikat  menghentikan sejumlah latihan militer bersama sekutu Teluk Arab untuk memberi tekanan agar negara-negara di wilayah tersebut segera menyelesaika krisis Qatar.

Komando Pusat Amerika serikat khawatir dengan konflik yang mencengkeram kawasan tersebut setelah sejumlah negara mengucilkan Qatar dengan tuduhan memberi sokongan dana pada kelompok teroris. Wilayah ini menjadi bagian dari tanggung jawab Armada ke-5 Angkatan Laut AS dan basis penting untuk kampanyenya melawan kelompok ISIS di Irak dan Suriah, juga perang  Afghanistan.

Kolonel Angkatan Udara John Thomas, Juru Bicara Komando Pusat, mengakui pihaknya akan mengurangi latihan.

“Kami memilih keluar dari beberapa latihan militer untuk menghormati konsep inklusivitas dan kepentingan regional bersama,” kata Thomas menanggapi pertanyaan The Associated Press, Jumat 6 Oktober 2017.

“Kami akan terus mendorong semua mitra untuk bekerja sama menuju solusi  bersama yang memungkinkan keamanan dan stabilitas di kawasan ini.”

Pejabat di Qatar tidak segera menanggapi permintaan komentar, sementara negara-negara yang memboikot tidak mengakui adanya gangguan dalam latihan militer dengan Amerika.

Di antara latihan yang mungkin akan terpengaruh adalah Eagle Resolve, sebuah latihan tahunan yang diadakan sejak tahun 1999 yang membuat negara-negara anggota Dewan Teluk mengirim pasukan bersama  Amerika untuk mensimulasikan bekerja sebagai kekuatan multinasional dalam pertempuran. Latihan Eagle Resolve tahun ini diadakan di Kuwait pada bulan Maret, melibatkan 1.000 tentara Amerika. Sekutu Amerika dan Teluk juga secara teratur mengadakan latihan bersama skala kecil di wilayah ini.

Krisis Qatar dimulai pada 5 Juni, ketika Bahrain, Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melakukan boikot ekonomi sambil menutup perbatasan darat dan rute udara serta lautnya dengan negara terkaya di dunia tersebut.

Kuartet negara-negara Arab ini menuduh Qatar mendukung ekstremis dan hubungan yang terlalu hangat dengan Iran. Qatar menolak dikatakan mendukung kelompok ekstremis dan memiliki lapangan gas alam lepas pantai yang besar dengan Teheran yang membuat warganya memiliki pendapatan per kapita tertinggi di dunia.

Awalnya, pejabat militer Amerika  mengatakan boikot dan perselisihan tersebut tidak berdampak pada operasi mereka. Qatar adalah rumah bagi Pangkalan Udara al-Udeid yang menjadi markas besar Komando Pusat untuk mengawasi kampanye pengeboman koalisi pimpinan Amerika melawan ISIS dan yang mengatur jalur langsung ke Rusia untuk menjaga tidak terjadi bentrokan di langit Suriah.

Namun saat perselisihan berlanjut, Menteri Pertahanan Jim Mattis melakukan perjalanan ke Doha untuk menawarkan dukungannya. Pemerintah Trump juga menyetujui penjualan jet tempur F-15 di Qatar dengan harga $ 12 miliar.