Bukan rahasia lagi, ketegangan sebuah wilayah adalah pasar empuk bagi penjualan senjata. Dan Raytheon Missile Systems baru saja memanennya
Perusahaan yang berbasis di Arizona, Amerika Serikat ini telah mendapatkan kontrak triliunan rupiah untuk memasok rudal pada Qatar dan Jepang. Dua negara yang sedang duduk di tengah ketegangan di wilayahnya masing-masing.
Pentagon telah mengumumkan bahwa Raytheon Missile Systems telah diberi kontrak senilai US$ 173 juta atau sekitar Rp2,3 triliun untuk rudal udara ke darat dan ke kapal joint standoff weapons (JSOW) kepada Qatar.
Departemen Pertahanan AS mengumumkan dalam sebuah pers rilis pada hari Rabu dengan uang sebesar itu Qatar akan mendapatkan 200 JSOW bersama dengan dukungan teknik dan suku cadang.
“Raytheon Missile Systems, Tucson, Arizona, mendapat kontrak US$ 172.874.170 untuk memberikan 200 AGM-154C Block III, 212 kontainer, berbagai komponen dan peralatan pendukung, suku cadang, dan dukungan teknik dan teknis untuk pemerintah Qatar, ” kata pernyataan tersebut. Pengiriman 200 rudal ini diharapkan akan selesai Juni 2020.
JSOW adalah senjata yang memiliki kemampuan untuk menyerang kapal yang bergerak serta target berbasis stasioner berbasis darat. Menurut informasi yang dipublikasikan di situs Raytheon rudal ini menggunakan sistem navigasi Global Positioning System dan pencari inframerah thermal imaging untuk mencapai targetnya.
Qatar yang merupakan negara terkaya di dunia ini sedang berada dalam ketegangan setelah diboikot oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir pada 5 Juni 2017 lalu. Negara ini dituduh telah membantu terorisme yang berulang kali dibantah oleh Doha.
Pada hari yang sama di tengah ketegangan yang terus terjadi di Semenanjung Korea, Pentagon juga mengumumkan tentang penjualan 56 AIM 120C-7 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAMs) senilai US$ 113 juta atau sekitar Rp1,5 triliun ke Jepang.
“Penjualan tersebut akan memberi Jepang kemampuan pertahanan udara yang penting untuk membantu mempertahankan tanah air Jepang dan personel AS ditempatkan di sana,” kata pernyataan terpisah. Penjualan termasuk container, peralatan pendukung, suku cadang dan perbaikan dan elemen lainnya.
AMRAAM adalah rudal udara ke udara di luar visual yang bisa bekerja dalam segala cuaca. Misil ini telah digunakan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika serta 37 negara lain.
Rudal tersebut adalah salah satu senjata utama untuk berbagai model pesawat tempur buatan Amerika, termasuk F-15J Jepang.
Rudal tersebut diproduksi oleh perusahaan Rayleigh Sistem Rudal, yang berlokasi di negara bagian Arizona, AS, yang merupakan kontraktor utama, menurut pernyataan tersebut.