Bagaimana Jika Korea Utara Menjatuhkan Nuklir di Tokyo dan Seoul?

Bagaimana Jika Korea Utara Menjatuhkan Nuklir di Tokyo dan Seoul?

Salah satu yang paling ditakutkan di dunia ini adalah ketika Perang Korea benar-benar pecah dan Pyongyang dengan segala kenekatannya akhirnya menggunakan bom nuklir. Dua wilayah dengan populasi terpadat di dunia yakni Ibukota Jepang, Tokyo dan Ibukota Korea Selatan Seoul adalah daerah yang kemungkinan akan jadi target utama Kim Jong un.

Berapa korban yang akan jatuh jika kedua daerah ini dikirimi Kim dengan bom nuklirnya? 2,1 juta orang diperkirakan akan meninggal dan 7,7 juta yang lain cedera.

Tujuan rezim Korea Utara tampaknya memastikan kelanjutan aturan keluarga Kim dengan memiliki kemampuan pencegahan nuklir yang layak melawan Amerika Serikat. Namun, pengembangan rudal dan kemampuan nuklir Korea Utara dianggap “provokatif dan tidak stabil” dan menimbulkan ancaman keamanan yang signifikan terhadap sekutu Amerika yakni Korea Selatan dan Jepang  dan juga daratan Amerika.

Beberapa sanksi yang diberlakukan untuk Korea Utara oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Uni Eropa tidak menghalangi Korea Utara dari pengembangan senjata maut ini.

Ketegangan antara Korea Utara, tetangganya dan Amerika Serikat sekarang sangat tinggi, lebih antagonis oleh caci maki bombastis antara Amerika dan Korea Utara. Situasi ini membawa dunia seperti dibayangi sebuah perang nuklir.

Hipotetis Serangan

Mari kita berasumsi bahwa Korea Utara memiliki 25 senjata nuklir operasional dan  ketika diserang, ia memutuskan untuk meluncurkan seluruh arsenalnya baik ke Seoul maupun Tokyo.

Hulu ledak berkisar antara 15 sampai 250 kiloton (kemampuan saat ini dan kemungkinan masa depan) dan diledakkan di udara pada ketinggian optimal.  Berdasarkan asumsi ini, ada tujuh skenario dijalankan, satu untuk masing-masing kota dengan tujuh hasil hulu ledak yang berbeda.

Ada puluhan variabel dalam menghitung potensi dampak peledakan nuklir di pusat populasi. Seseorang dapat menjalankan simulasi yang tak terhitung jumlahnya dengan banyak kombinasi dari variabel.

Untuk tujuan penyederhanaan, perhitungan dalam simulasi ini didasarkan pada kerentanan populasi tradisional karena ledakan overpressure. Area ledakan untuk tujuh hasil senjata dihitung dengan menggunakan Komputer Bahaya Bom Nuklir.

Perkiraan populasi saat ini, daerah, dan kepadatan penduduk untuk Seoul dan Tokyo

Kepadatan penduduk di pusat kota Seoul dan Tokyo secara signifikan lebih tinggi. Sebagai contoh, kepadatan penduduk Kota Khusus Seoul adalah 17.002 / km2], kepadatan penduduk dari Tokyo Special Wards adalah 14,950 / km2.

Selain itu, tingkat kepadatan populasi daerah khusus ini dapat meningkat secara signifikan dalam har-hari kerja kerja.

Perkiraan Korban

Berdasarkan asumsi ini, jumlah korban yang diperkirakan berasal dari sebuah ledakan udara berkekuatan 250 kt  di Seoul dan Tokyo adalah sebagai berikut:

Peta berikut menunjukkan berbagai area ledakan overpressure  ledakan 250 kt.

Seoul menunjukkan empat daerah ledakan 250 kt – 12+ psi, 5-12 psi, 2-5 psi, 1-2 psi.

Tokyo menunjukkan empat daerah 250 kt – 12+ psi, 5-12 psi, 2-5 psi, 1-2 psi.

Tidak ada sistem rudal yang bisa diandalkan 100 persen. ICBM Amerika Minuteman III adalah rudal yang paling banyak diuji di gudang persenjataannya, tercatat memiliki reliabilitas uji hampir 100 persen. Tetapi dalam skenario tempur sebenarnya, bisa saja gagal. Demikian juga dengan rudal Korea Utara yang dipastikan masih di bawah rudal Amerika dalam hal keberhasilan dan akurasi.

Selain itu, Korea Selatan telah mengerahkan satu baterai THAAD untuk membantu melindungi dari serangan rudal di Korea Utara dan Jepang sedang dalam proses mengakuisisi sistem Aegis Ashore. Karena itu, tidak semua dari 25 hulu ledak rudal nuklir Korea Utara akan meledakkan target mereka.  Tiga tingkat kemungkinan peledakan digunakan dalam menghitung korban: 20, 50 dan 80 persen.

Grafik berikut menunjukkan hasil perhitungan ini. Angka korban ini adalah perkiraan berdasarkan asumsi minimal.

Perkiraan korban Seoul dengan hasil dan probabilitas yang bervariasi.

Perkiraan korban untuk Tokyo dengan tingkat imbal hasil dan peledakan yang bervariasi.

Perkiraan korban gabungan untuk Seoul dan Tokyo dengan hasil dan probabilitas yang bervariasi.

Selama Perang Korea 1950-1953, korban sipil Korea Selatan mencapai 373.599 korban jiwa dan 229.625 lainnya cedera, dengan 387.744 orang diculik atau hilang.  Sementara Jepang diyakini telah menderita 500.000-800.000 kematian warga sipil selama Perang Dunia II.

Kepadatan penduduk Seoul dan Tokyo hari ini jauh lebih tinggi daripada pada tahun 1940-an dan 1950-an.  Beberapa ledakan senjata nuklir di Seoul dan Tokyo berdasarkan perkiraan yang dimiliki Korea Utara saat ini dapat menghasilkan sekitar 400.000 sampai 2 juta kematian.

Jika menggunakan termonuklir dengan jumlah senjata yang sama, jumlah kematian bisa berkisar antara 1,3 dan 3,8 juta.

Sumber: 38 North.