Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan Presiden Amerika Donald Trump bahwa serangan militer terhadap Korea Utara kemungkinan akan gagal karena Pyongyang bisa menyembunyikan fasilitas militer yang tidak diketahui siapa-siapa.
Dengan demikian serangan ke negara tersebut akan mendorong dunia benar-benar dalam situasi sangat berbahaya.
Rusia menentang gagasan serangan yang dirancang untuk menghancurkan program nuklir dan misilnya. Sebuah gagasan yang telah dilontarkan Presiden Amerika untuk mendukung upaya diplomasi dan sanksi ekonomi.
Putin mengatakan kepada sebuah forum energi di Moskow Rabu 4 Oktober 2017 bahwa dia sangat ragu dengan keampuhan dari tindakan militer semacam itu.
“Dapatkah serangan global terhadap Korea Utara diluncurkan untuk melucuti senjata? Ya, apakah itu akan mencapai tujuannya? Kami tidak tahu. Siapa yang tahu apa yang mereka miliki di sana dan di mana [disimpan]? Tidak ada yang tahu pasti 100 persen karena ini adalah negara tertutup.”
“Bagaimanapun, mari kita berbicara langsung, bisakah seseorang melancarkan serangan melucuti global? Memang. Apakah akan mencapai targetnya? Tidak jelas karena tidak ada yang tahu pasti di mana,” tekannya sekali lagi.
Putin mengatakan bahwa Rusia memiliki lebih banyak alasan untuk khawatir dibanding negara lain terkait program rudal Pyongyang, dengan mengatakan bahwa wilayah pengujian nuklir Korea Utara terletak hanya 200 kilometer dari perbatasan Rusia.
“Kami memiliki perbatasan bersama dan jangkauan pengujian nuklir Korea terletak 200 km dari perbatasan Rusia.”
Pemimpin Rusia tersebut juga mengulangi seruannya untuk menggunakan jalur diplomasi seimbang dan menghindari saling caci di publik. Dia juga mengatakan bahwa menurutnya Trump sedang mendengarkan pandangan Rusia mengenai krisis tersebut.
“Semua pihak harus meredakan retorika dan menemukan cara untuk dialog tatap muka antara Amerika Serikat dan Korea Utara, serta antara Korea Utara dan negara-negara di kawasan ini. Hanya ini yang bisa membantu menemukan keputusan yang seimbang dan masuk akal,” katanya sebagaimana dilaporkan Express Inggris.