Pasukan Amerika Serikat diserang di dekat perbatasan Niger-Mali pada Rabu 4 Oktober 2017. Tiga anggota pasukan khusus tewas dalam kejadian tersebut.
“Kami dapat mengkonfirmasi laporan bahwa patroli gabungan Amerika dan Nigeria diserang di Niger barat daya,” kata Letnan Cmdr. Anthony Falvo, juru bicara Komando Afrika, yang mengawasi pasukan Amerika di wilayah tersebut kepada CNN.
“Kami bekerja untuk mengkonfirmasi rincian kejadian tersebut dan akan mendapatkan lebih banyak informasi segera setelah kami dapat mengkonfirmasi fakta di lapangan,” Falvo menambahkan.
Seorang pejabat militer Amerika Serikat sebagaimana dikutip New Yorks Times mengatakan bahwa tiga personel Green Baret tewas dalam serangan yang terjadi 120 mil sebelah utara Niamey, ibu kota Niger, dekat perbatasan Mali.
Dua personel Green Baret lainnya terluka, kata seorang pejabat militer Amerika lainnya. Dua pejabat Amerika yang memberi keterangan berbicara dengan syarat anonim karena tidak diberi wewenang untuk membahas korban secara terbuka. Kematian tersebut menandai korban Amerika pertama di wilayah tersebut.
Militer Amerika mempertahankan kehadiran kecil pasukan khusus di negara Afrika barat laut itu yang melatih pasukan lokal memerangi dua kelompok bersenjata yakni ISIS yang berafiliasi dengan Boko Haram dan cabang Al Qaeda di Afrika Utara, al Qaeda di Maghreb Islam.
Al Qaeda di Maghreb Islam telah mempertahankan kehadirannya di daerah perbatasan Mali-Niger, meskipun ada usaha kontraterorisme dari koalisi militer yang dikenal dengan Operation Barkhane sejak 2014.
Militer Amerika telah memainkan peran pendukung, menyediakan aset intelijen, pengawasan dan pengintaian untuk mendukung pasukan Prancis yang beroperasi di Mali dan Niger. Operasi Prancis melibatkan ribuan tentara Prancis serta pasukan dari Jerman, Mali, Niger dan negara-negara lain di wilayah tersebut.
“Pasukan Amerika berada di Niger untuk memberikan bantuan pelatihan dan keamanan kepada Angkatan Bersenjata Niger termasuk dukungan untuk usaha intelijen, pengawasan dan pengintaian, dalam usaha mereka untuk menargetkan organisasi garis keras di wilayah ini,” kata Falvo.
Amerika juga sedang dalam proses membangun basis pesawat tak berawak baru di luar kota Agadez di Niger dalam upaya untuk mendukung upaya kontraterorisme regional.