India sedang dalam proses akhir pengaturan skuadron tempur Rafale yang akan ditempatkan di dua pangkalan udara yang berbeda di mana dari tempat ini jet tempur tersebut bisa menyerang China dan Pakistan, dalam waktu kurang dari 180 detik.
Ancaman yang dirasakan dari China & Pakistan, membuat Angkatan Udara India memutuskan penempatan jet tempur buatan Prancis yang akan dilantik pada tahun 2019 tersebut dalam posisi penting sekaligus berisiko karena berarti juga berada dalam jangkauan serang kedua negara yang tidak akur dengan India tersebut.
Sumber-sumber pertahanan mengatakan kepada Sputnik bahwa skuadron pertama Rafale akan ditempatkan di Pangkalan Ambala di negara bagian barat Punjab sementara skuadron kedua akan berbasis di pangkalan Hasimara di negara bagian timur Bengal Barat.
Wilayah Yadong China berjarak kurang dari 100 kilometer dari Hasimara sementara Angkatan Udara India dapat mencapai bagian lain dari Tibet Selatan melalui Airspace Bhutan dalam waktu empat menit.
Rencanaya satu skuadron Rafale akan terdiri dari 18 jet tempur. Angkatan Udara India telah melakukan kontrak dengan produsen Dassault Aviation untuk membeli 36 Rafale dengan harga 7,8 miliar Euro tahun lalu.
“Perusahaan Perancis & tim India telah mengunjungi pangkalan udara beberapa hari yang lalu dan memberikan bentuk akhir pada persyaratan termasuk hanggar. Semua fasilitas untuk skuadron Rafale akan siap pada akhir tahun, ” kata sumber pertahanan.
Dassault Aviation akan mulai memberikan pelatihan kepada pilot dan teknisi Angkatan Udara India segera.
Pemerintah India telah mengalokasikan sekitar US$ 35 juta untuk hanggar, fasilitas perawatan dan persyaratan lainnya untuk Rafale di pangkalan udara.
Awalnya, India ingin membeli 126 Rafale dengan sebagian besar diproduksi di dalam negeri. Namun kemudian dibatalkan dan hanya membeli 36 jet tempur tersebut dalam bentuk jadi. Hal ini menjadikan India masih mencari jet tempur lain.
Berdasarkan kontrak, Dassault akan membuat perubahan spesifik pada pesawat terbang di India dan memasang berbagai jenis rudal: di luar jangkauan visual (BVR) Air-to-air Meteor, MICA udara-ke-udara jarak pendek dan menengah dan udara dengan presisi rudal SCALP ke darat.
Angkatan Udara India sangat membutuhkan jet tempur tambahan karena skuadron jet tempur mereka sudah cukup tua seperti MiG 21 & MiG 27 menyulitkan untuk mendistribusikan aset yang dibutuhkan di dua bidang berbeda yakni di China & Pakistan. Saat ini Angkatan Udara India hanya memiliki 33 skuadron (masing-masing terdiri dari 18-20) jet tempur dimana dua pertiga persawat adalah buatan Soviet dan Rusia.