Jet Tempur Rusia Tewaskan 300 Anggota ISIS di Tepi Eufrat

Jet Tempur Rusia Tewaskan 300 Anggota ISIS di Tepi Eufrat

Jet-jet tempur Rusia, menggempur kelompok ISIS di pinggir timur Sungai Eufrat Suriah, menewaskan sedikitnya 304 gerilyawan kelompok garis keras tersebut. Serangan itu dikatakan Kementerian Pertahanan dilakukan dalam dua hari terahir.

Juru Bicara Kementerian tersebut Igor Konshenkov Selasa 3 Oktober 2017 mengklaim di antara gerilyawan yang tewas terdapat tujuh komandan lapangan ISIS dari berbagai tingkat. Dia menambahkan lebih dari 170 gerilyawan cedera dalam serangan udara Suriah itu.

Jet tempur Rusia menghancurkan satu pusat pelatihan tentara bayaran asing, menewaskan sebanyak 40 gerilyawan dari Wilayah Kaukasus Utara, Rusia.

Serangan  juga menghancurkan tiga pos komando, sembilan tempat kuat, delepan tank, tiga unit senjata artileri, 17 kendaraan SUV yang dilengkapi senjata kaliber besar dan empat depot amunisi.

Tentara Pemerintah Suriah melancarkan serangan besar terhadap ISIS di daerah yang kaya akan minyak di pinggir timur Sungai Eufrat, kubu terakhir keloimpok garis keras itu di negara Arab yang dicabik perang tersebut.

Dari Damaskus, Suriah, dilaporkan bahwa kelompok ISIS mengaku bertanggung-jawab atas pemboman yang ditujukan kepada satu kantor polisi di Ibu Kota Suriah, Damaskus, Senin, kata harian daring pro-pemerintah Al-Watan pada Selasa.

Menurut laporan tersebut, gerilyawan ISIS mengatakan tiga rekan mereka meledakkan diri mereka, dua di dalam kantor polisi di Permukiman Midan Tengah, dan satu di luar instalasi itu.Sebanyak 17 orang tewas akibat pemboman yang ditujukan kepada kantor polisi di Midan tersebut.

Tayangan televisi Ekhbariah memperlihatkan asap membubung di daerah itu serta beberapa ambulans dan mobil pemadam yang berisi petugas medis membawa orang yang cedera dengan menggunakan tandu.

Selama beberapa bulan belakangan, suasana di Damaskus relatif damai, tapi beberapa ledakan masih mengguncang Ibu Kota Suriah itu dari waktu-ke-waktu, sementara Permukiman Midan di kota tersebut telah menjadi sasaran beberapa pemboman selama perang enam tahun di negeri itu.

Kantor polisi yang sama di permukiman tersebut menjadi sasaran serangan pada Desember lalu, ketika seorang anak perempuan kecil yang berusia tujuh tahun meledakkan dirinya di dalam kantor polisi itu. Ledakan tersebut diduga dilakukan dengan menggunakan pengendali jarak jauh oleh kelompok yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida.