Terungkap, Mengapa Misi Navy SEAL di Yaman Berantakan

Terungkap, Mengapa Misi Navy SEAL di Yaman Berantakan

Awalnya, Gedung Putih mengklaim operasi itu sukses. “Akhir pekan ini kami melakukan serangan yang sangat sukses terhadap al Qaeda di Jazirah Arab, ” kata juru bicara Gedung Putih saat  itu Sean Spicer pada konferensi pers. “Jelas, kami menemukan sejumlah besar informasi,” katanya keesokan harinya.

Namun klaim itu segera dikritik dengan keras oleh Senator John McCain yang dikenal sebagai kritikus vokal Presiden Trump.

“Ketika Anda kehilangan pesawat senilai US$ 75 juta dan, yang lebih penting, [ada] orang Amerika kehilangan hidupnya dan terluka, saya tidak habis pikir Anda dapat menyebutnya sukses,” kata McCain kepada NBC News.

Spicer menolak kritik tersebut dengan menyebut nama Ryan Owens secara kontroversial. “Saya pikir siapa saja yang, yang menolak keberhasilan penggerebekan itu berutang permintaan maaf dan tidak menghargai pengorbanan Chief Owens,” jawab Spicer.

Tetapi Trump memberikan reaksi berbeda. Keesokan harinya dia berubah pendapat dan justru menyalahkan serangan ini pada Obama.

“Nah, ini adalah misi yang dimulai sebelum saya tiba di sini. Ini adalah sesuatu yang, Anda tahu, hanya, mereka ingin lakukan,” kata Trump kepada Fox News.

“Mereka menjelaskan apa yang ingin mereka lakukan, para jenderal, yang sangat dihormati. Jendral saya adalah orang yang paling dihormati yang telah kami alami dalam beberapa dekade, saya yakin demikian.”

Orang yang akhirnya mengaku bertanggung jawab adalah Jenderal Angkatan Darat Joseph Votel, Komandan Komando Pusat Amerika Serikat.

“Saya menerima tanggung jawab untuk ini. Kami kehilangan banyak pada operasi ini. Kami kehilangan personel yang terhormat, kami memiliki orang-orang yang terluka, kami menyebabkan korban sipil, kami kehilangan pesawat yang mahal,” katanya. Namun dia tetap mengatakan misi tersebut mendapatkan berbagai informasi penting.

NBC kemudian mengakhiri laporannya dengan pertanyaan yang belum terjawab.

“Mengapa misi Ryan Owens diluncurkan sembilan hari setelah Presiden Trump berkuasa, dan apakah yang dicapai misi tersebut melemahkan al Qaeda?”

NBC tidak mungkin bisa menjawab pertanyaan yang terakhir, karena jawaban pasti mungkin sangat berbeda-beda.

Sementara untuk pertanyaan sebelumnya dijawab Presiden Trump sebenarnya masih bisa menunggu sampai dia bertugas selama sebulan, sebelum memberi otorisasi pada serangan naas tersebut.