Pasukan Irak dan paramiliter Syiah berhasil merebut pangkalan udara yang dikuasai ISIS pada Senin 2 Oktober 2017. Keberhasilan ini menjadi pijakan strategis di wilayah utara ketika mereka melakukan dorongan menuju kota Hawija.
Irak melancarkan serangan pada 21 September untuk mengusir kelompok ISIS dari Hawija, yang terletak di sebelah barat kota Kirkuk dan merupakan salah satu dari dua wilayah negara itu yang masih berada di bawah kendali kelompok pemberontak tersebut.
Komandan tentara Irak mengatakan bahwa pangkalan udara Rashad, terletak sekitar 30 kilometer sebelah selatan Hawija, digunakan oleh pemberontak sebagai tempat pelatihan dan penyimpanan barang kebutuhan.
Pemberontak menguasai pangkalan udara tersebut setelah tentara Irak mengalami kekalahan dalam perlawanan terhadap kelompok ISIS pada 2014.
“Setelah melakukan perbaikan singkat, pangkalan udara akan memainkan peran kunci bagi pasukan Irak dengan mengizinkan helikopter untuk mengangkut para tentara dan senjata dalam operasi di waktu mendatang, guna menjaga keamanan di wilayah utara,” kata Letnan Kolonel Salih Yaseen.
“Pangkalan udara akan membantu mengakhiri aksi persembunyian teroris di daerah kantong pegunungan dekat Kirkuk dan menghilangkan kemungkinan adanya ancaman terhadap sarana energi dan ladang minyak,” tambahnya.
Hawija, kota di sebelah utara Baghdad, dan daerah di sepanjang jalan perbatasan dengan Suriah, sebelah barat ibu kota Irak, merupakan wilayah terakhir di Irak yang masih berada dalam genggaman ISIS.
Kekhalifahan yang diproklamirkan kelompok ISIS secara efektif rutuh pada Juli, ketika pasukan Irak dukungan Amerika Serikat berhasil merebut Mosul, ibu kota kelompok tersebut di Irak, setelah melakukan pertempuran melelahkan selama sembilan bulan.