Aksi penembakan kembali mengguncang Amerika Serikat. Kota judi Las Vegas menjadi giliran amukan ‘lone wolf’ yang dengan sadis menyerang sebuah konser musik pada Minggu 1 Oktober 2017 waktu setempat.
Sebanyak 50 orang dilaporkan tewas dan 200 lainnya mengalami luka ketika seorang pria berusia 64 tahun memberondong mereka dengan senapan mesin dari lantai 32 hotal Mandala Bay.
Serangan ini menambah catatan buruk serangan bersenjata yang dilakukan di Amerika. Serangan di Vegas disebut sebagai yang terburuk sejak tahun 1991.
Penembakan di Amerika memang sangat sering terjadi. Bahkan sebuah data yang dirilis dua tahun lalu menunjukkan korban penembakan di Amerika dalam kurun waktu 25 tahun terakhir jumlahnya mencapai 836.290. Angka ini melebihi kematian akibat perang yang dijalani Amerika di sepanjang sejarahnya.
Sebuah laporan mengejutkan terkait jumlah kematian karena penembakan di Amerika sejak 1989 hingga 2014. Dalam kurun waktu 25 tahun itu sebanyak 836.290 kematian terjadi terkait penggunaan senjata. Yang fantastis, jumlah ini melebihi kematian akibat perang yang dijalani Amerika di sepanjang sejarahnya.
Laporan tersebut dirilis Center for American Progress dan diterbitkan Senin 14 September 2015. Disebutkan sejak ada 836.290 kematian terkait senjata di Amerika Serikat antara tahun 1989 dan 2014.
Sementara dalam kurun waktu 239 tahun sejak Amerika Serikat menyatakan kemerdekaannya, sebanyak 656.397 anggota militer Amerika telah tewas dalam pertempuran. Data itu diambil dari Perang Revolusi sampai perang di Irak dan Afghanistan.
Meskipun ada perbedaan data jumlah tentara yang tewas dalam sejarah perang Amerika. Menurut Departemen Urusan Veteran, jumlah militer AS yang tewas dalam seluruh perang sejak 1776 sebenarnya lebih dari 1,1 juta. Tetapi jika data ini yang benar maka jumlah kematian akibat senjata masih sangat fantastis mengingat hal itu hanya terakumulasi dalam waktu 25 tahun.
Pemerintah Amerika sangat sulit untuk membuat aturan yang lebih ketat karena tekanan dari produsen senjata. Beberapa presiden bahkan menentang kontrol senjata.
Kebanyakan calon Partai Republik menentang penutupan celah dalam sistem pemeriksaan latar belakang pribadi. Aturan yang bisa menghindari seseorang bisa membeli senjata secara online atau di pameran senjata.
Donald Trump, selama kampanyenya secara tegas telah menyatakan menolak syarat pemeriksaan latar belakang sebelum membeli senjata, meskipun dalam bukunya 2000 Trump, dia mengatakan mendukung larangan senjata serbu dan periode menunggu lebih lama untuk pembelian senjata.