Departemen Luar Negeri Amerika menyetujui penjualan hampir 4.000 bom presisi yang diluncurkan di udara kepada Australia. Kontrak senilai US$800 juta atau hampir Rp11 triliun tersebut juga mencakup peralatan terkait dan pelatihan.
“Departemen Luar Negeri telah membuat sebuah keputusan untuk menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing ke Australia untuk GBU-53/B Small Diameter Bomb Increment II (SDB II),” kata , Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan atau Defense Security Cooperation Agency Amerika Serikat dalam siaran persnya Senin 2 Oktober 2017. “Perkiraan biaya adalah $ 815 juta.”
Selain 3.900 bom, kesepakatan tersebut juga mencakup hingga 30 kendaraan uji, perangkat pembuangan peledak, dan pelatihan oleh kontraktor Amerika untuk merawat dan memperbaiki senjata.
Kontraktor pertahanan AS Raytheon, yang memproduksi Small Diameter Bombs GBU-58 / B, menggambarkan senjata tersebut sebagai alat serang presisi tinggi yang mampu menghancurkan target bergerak dan stasioner dalam kondisi cuaca buruk.
Perusahaan ini juga telah memenangkan kontrak jutaan untuk meng-upgrade radar pesawat tempur multirole F-A-18E / F Super-Hornet dan EA-18G Growler Australia.