
Pasukan Rusia selama latihan tersebut mengungkapkan langkah signifikan dalam kemampuan Moskow untuk melakukan operasi skala besar yang kompleks dengan menggunakan pesawat tak berawak dan teknologi baru lainnya.
“Ini adalah hal kunci untuk dipraktikkan pada periode awal perang, di mana waktu dan jarak sangat penting, dan siapa pun yang sampai di sana pertama akan memiliki keuntungan besar,” kata Michael Kofman, seorang ilmuwan dan peneliti senior di Center for Naval Analyses di blognya.
“Latihan ini menunjukkan hasil yang baik untuk menunjukkan bagaimana Rusia terus memperbaiki operasi gabungan senjata, mengkoordinasikan antara berbagai layanan.”
Dalam sebuah dengar pendapat Senat pekan lalu, Jenderal Joseph F. Dunford Jr., ketua Kepala Staf Gabungan, menolak untuk memberikan penilaian terperinci beberapa hal yang masih dianggap rahasia, namun dia mengatakan pihaknya benar-benar memperhatikan secara seksama latihan tersebut.
“Kami memperhatikan dengan saksama apa yang telah dilakukan oleh Rusia selama Operasi Zapad untuk memastikan bahwa kita memahami di mana mereka berada dalam hal pengembangan kemampuan dan apa implikasinya bagi keamanan NATO dan keamanan Amerika. ”
Jenderal Lori J. Robinson, kepala Komando Utara Pentagon, yang dituntut untuk mempertahankan wilayah Amerika, mengatakan pada sebuah konferensi di Washington pekan lalu bahwa satu kesimpulan yang muncul menunjukkan kemampuan Rusia untuk menyerang target penting pada kisaran yang sangat jauh. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut namun menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan tinjauan mendalam tentang latihan minggu ini.
Bagian dari latihan berlangsung di Luzhsky Training Range, sebuah ruang terbuka besar yang didominiasi hutan pinus dan pegunungan, sekitar 100 mil barat daya St. Petersburg. Pada suatu petang hari Senin sore, Putin tiba dengan helikopter, dan menyaksikan latihan.
Meski pejabat militer Barat menekankan bahwa Amerika Serikat dan Rusia tidak berada di ambang perang, mereka menyatakan kekhawatiran aktivitas militer Rusia yang meningkat dapat menyebabkan konfrontasi yang tidak disengaja.
Badan Intelijen Pertahanan Amerika melalui ke The New York Times menilai latihan ini dengan mengatakan “Pasukan Rusia menjadi lebih mobile, lebih seimbang dan mampu melakukan berbagai peperangan modern.”
Dalam latihan tersebut, perwira militer Amerika dan Baltik telah menyatakan rasa takut bahwa manuver tersebut dapat digunakan sebagai dalih untuk meningkatkan kehadiran militer Rusia di Belarusia, sebuah negara Eropa tengah yang berbatasan dengan tiga sekutu penting NATO: Polandia, Lithuania dan Latvia.