Amerika Serikat mengaku telah berbicara langsung dengan Korea Utara mengenai kegiatan nuklir dan perluru kendalinya, namun Pyongyang tidak menunjukkan minat berunding.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson dalam perjalanannya ke China yang juga akan membahas soal krisis di semenanjung tersebut. “Kami sedang menyelidikinya. Jadi, tunggu saja,” kata Tillerson kepada wartawan di Beijing.
“Kami bertanya, ‘Apakah Anda ingin berbicara?’ Kami memiliki jalur komunikasi dengan Pyongyang. Kami tidak dalam keadaan suram,” kata Tillerson.
Dia mengatakan pembicaraan terjadi secara langsung dan mengutip tentang dua atau tiga jalur Amerika yang terbuka untuk Pyongyang.
“Kami dapat berbicara dengan mereka, kami telah berbicara dengan mereka,” katanya tanpa menjelaskan lebih jauh tentang siapa orang Amerika yang terlibat dalam pembicaraan tersebut atau seberapa sering atau seberapa seriusnya percakapan mereka.
Tujuan dari setiap dialog awal akan mencari tahu langsung dari Korut apa yang ingin mereka didiskusikan. “Kami bahkan belum mendapatinya sampai sejauh ini,” katanya.
Namun Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa saat ini tidak ada tanda-tanda bahwa Pyongyang tertarik untuk melakukan pembicaraan.
“Pejabat Korut tidak menunjukkan indikasi bahwa mereka tertarik atau siap untuk melakukan pembicaraan mengenai denuklirisasi,” demikian juru bicara departemen luar negeri Amerika Heather Nauert dalam pernyataannya.
Tillerson sebelumnya telah memberikan sedikit detail tentang pendekatan yang dilakukan Amerika. Pada 20 September, dia mengakui telah melakukan komunikasi yang “sangat, sangat terbatas” dengan perwakilan PBB dari Pyongyang.
Ketika ditanya tentang pernyataan Tillerson dan komunikasi yang mungkin ada antara Pyongyang dan Washington, juru bicara misi Korea Utara ke PBB mengatakan bahwa dia tidak dapat menjelaskan lebih jauh.