Israel menuduh Iran terus bekerja tanpa kenal lelah untuk memperkuat kelompok Hizbullah dengan rudal yang lebih akurat untuk melawan Israel. Meski Tel Aviv memiliki sistem pertahanan yang cukup canggih, tetapi tidak ada jaminan mereka mampu mengadang semua rudal.
Dalam sebuah penilaian yang dikeluarkan Israel Rabu 27 September 2017, Teheran diyakini juga akan melanjutkan usahanya untuk membangun kehadiran di Suriah melalui proxy, yang dengannya dia dapat mendukung Hizbullah dan berpotensi membuka front kedua Suriah melawan Israel.
Saat ini, Teheran hanya memiliki 1.500 Pengawal Revolusi Iran di Suriah. Namun, Israel percaya bahwa Republik Islam tersebut juga mengendalikan lebih dari 10.000 pejuang dari milisi Syiah. Hizbullah juga memiliki beberapa ribu tentara di negara tersebut, membantu Bashar Assad dalam perang melawan kelompok pemberontak.
Mengenai pengembangan rudal Iran, militer Israel sependapat dengan Amerika bahwa rekaman video dari sebuah uji coba rudal balistik yang dikeluarkan oleh Teheran awal pekan ini, sebenarnya adalah cuplikan daur ulang dari video yang diambil lebih dari sembilan bulan yang lalu.
Iran mengatakan sebelumnya mengatakan bahwa mereka berhasil menguji rudal jarak menengah baru. Televisi negara menyebutkan rudal yang diluncurkan adalah Khoramshahr, yang pertama kali ditampilkan pada sebuah parade militer profil tinggi di Teheran pada Jumat pekan lalu.
Sementara itu, Hizbullah saat ini diyakini memiliki sekitar 120.000 rudal dan roket di Lebanon. Namun, tidak semua roket memiliki kualitas sama terutama dalam akurasi. Iran juga menyediakan Hizbullah kemampuan untuk membangun rudal sendiri di Lebanon.
Kementerian Pertahanan Israel sebagaimana dilaporkan Times of Israel mengatakan meski sistem pertahanan rudal mereka cukup canggih, tetapi diyakini tidak akan mampu menghentikan semua proyektil.
Jika memiliki rudal canggih, Hizbullah diyakini tidak akan melakukan perang dengan jenis yang sama seperti yang terjadi pada Perang Lebanon Kedua. Dengan rudal yang lebih akurat akan memungkinkan kelompok tersebut untuk melakukan serangan cepat dan fokus terhadap Israel, tidak seperti konflik yang berkepanjangan di tahun 2006.
Baca juga: