
Karena Slam Eagle datang satu dekade setelah F-15E memasuki layanan, mereka dapat dilengkapi dengan teknologi baru termasuk display layar datar di kokpit yang kompatibel dengan kacamata malam, dan Joint Helm Mounted Cueing System yang memungkinkan pilot untuk mengunci target dengan rudal udara ke udara jarak pendek AIM-9X hanya dengan mengarahkan kepalanya ke arah mereka.
Slam Eagle juga merupakan salah satu varian pertama F-15 yang mengganti mesin asli pesawat F100 dengan F110 yang bisa menghasilkan daya 10 persen lebih besar. Anda bisa melihat bedanya di nozel mesin.
Pada tahun 2008 Seoul memesan paket kedua dengan 21 F-15K untuk Fase II program F-X untuk menggantikan F-5B Freedom yang telah pensiun. Perintah tersebut termasuk satu pesawat tambahan untuk mengisi F-15K yang jatuh pada tahun 2006 saat awak pesawat pingsan ketika melakukan manuver dengan kecepatan tinggi.
Pesawat gelombang kedua ini menambahkan teknologi penargetan Sniper-XR, dan kembali ke mesin F100 PW-229 untuk mendapatkan keuntungan dari kesamaan komponen dengan mesin pesawat tempur KF-16 Korea.
Tidak seperti F-15E milik Amerika, F-15K juga memiliki Infrared search-and-track system AAS-42, yang memungkinkan Slam Eagle untuk menguntit pesawat pada jarak yang lebih pendek tanpa menyalakan radar.
F-15K pada awalnya lebih unggul dibanding F-15E karena menggunakan radar APG-63 (V) 1 yang membual mode pencarian dan identifikasi target laut untuk memfasilitasi penggunaan F-15K dalam peran angkatan laut. Namun,
Namun Angkatan Udara Amerika kemudian mulai meningkatkan armada F-15E-nya dengan radar Active Electronically Scanned Array (AESA) APG-82 yang lebih canggih dalam mendeteksi target secara lebih diam-diam dan resolusi yang lebih baik.
Meskipun antena APG-63 dapat diupgrade ke tipe AESA, tidak jelas apakah dan kapan ROKAF akan mengejar upgrade. Korea Selatan mungkin belum memerlukan mengingat Korea Utara hanya memiliki 35 MiG-29 yang dibeli pada 1990-an yang menjadi armada paling modern mereka.
Di sisi lain, Korea Utara memiliki cukup banyak rudal permukaan ke udara, meski hanya sebagian kecil dari mereka adalah tipe modern. Untuk mengatasi ancaman tersebut, F-15K menawarkan Tactical Electronic Warfare Suite yang lebih ringan namun lebih kuat daripada F-15E, termasuk sistem penanggulangan ALQ-135M dengan prosesor lebih cepat yang dapat melacak dan menggabungkan beberapa SAM yang masuk dan ALE-47 chaff and flare dispensers untuk menipu rudal.
Armada F-15K semuanya ditugaskan di Wing Fighter ke-11 yang berbasis di Daegu, 170 mil selatan zona demiliterisasi. Penyebaran di wilayah agak jauh dari perbatasan ini mencerminkan bahwa F-15K tidak berfungsi sebagai jet tempur taktis garis depan untuk respon cepat, namun ditujukan untuk misi ofensif dan strategis. Ini karena F-15K adalah satu-satunya jet tempur Korea yang mampu mengangkut rudal Taurus seberat 3.000 pon tersebut.