F-15K Slam Eagle Jadi Kekuatan Kunci Korea Selatan, Apa Bedanya dengan F-15E Strike Eagle?
F-15K Slam Eagle Korea Selatan/USAF

F-15K Slam Eagle Jadi Kekuatan Kunci Korea Selatan, Apa Bedanya dengan F-15E Strike Eagle?

Pada 13 September 2017, Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) melakukan uji tembak rudal jelajah Taurus untuk menanggapi uji coba rudal balistik Korea Utara. Senjata diluncurkan oleh F-15K Slam Eagle yang tepat menghantam target.

Selama beberapa dekade, militer Korea Selatan harus mempersiapkan sebuah konflik di mana kota-kotanya, terutama ibu kota Seoul, akan berada pada posisi paling berbahaya untuk menerima gempuran artileri, senjata kimia dan rudal balistik Korea Utara.

Bahkan sekarang, serangan tersebut bisa berpotensi dengan menggunakan hulu ledak nuklir yang jika dilakukan jelas akan menjadi salah satu malapetaka paling mengerikan dalam sejarah manusia. Apapun upaya harus dilakukan agar Korea Utara tidak menggunakan nuklirnya, termasuk menghancurkan situs peluncuran sebelum rudal diaktfikan.

Dan inilah tugas yang diemban oleh 60 Slam Eagle Angkatan Udara Republik Korea. Didasarkan pada pembom tempur F-15E Strike Eagle milik Angkatan Udara Amerika, F-15K memiliki sensor dan sistem peperangan elektronik, dan sekarang dilengkapi dengan rudal jelajah untuk menghancurkan bunker yang menyimpan rudal Pyongyang.

Senjata tersebut juga bisa digunakan untuk membunuh pemimpin Korea Utara yang diperkirakan akan bersembunyi di bunker dengan perlindungan tinggi ketika terjadi perang.

Strike Eagle adalah varian pembom tempur dari F-15 Eagle, dilengkapi dengan tiang senjata ekstra, tangki bahan bakar eksternal dan sensor dengan rasio thrust-to-weight yang rendah dan kemampuan manuver tinggi.

Jet dua kursi masih bisa berlari dua setengah kali kecepatan suara, dan bisa membawa senjata seberat 23.000 pon  yang berarti hampir tiga kali dari bom yang dibawa oleh pengebom strategis pada Perang Dunia II.

Sisi negatifnya, mesin F-15 adalah pesawat mesin ganda yang akan jauh lebih mahal dalam hal operasional dibandingkan mesin tunggal seperti F-16.

Korea Selatan memutuskan memilih F-15K pada tahun 2002 dengan membeli 40 unit pesawat dengan biaya US$ 4,2 miliar sebagai bagian pertama dari program FX tiga fase untuk memodernisasi kekuatan jet tempurnya. Slam Eagle berhasil menyingkirkan pesaingnya Eurofighter Typhoon, Rafale Prancis dan varian sebelumnya dari Su-35.

Hampir 40 persen komponen dibangun oleh perusahaan Korea, termasuk badan pesawat, sayap, dan sebagian besar avionik, yang kemudian dirakit oleh Boeing di St. Louis, Missouri.

NEXT: F-15K VS F-15E, CANGGIH MANA?