Untuk pertama kalinya dalam sejarah Angkatan Laut Amerika meluncurkan skuadron drone bawah airnya pada Rabu 27 September 2017. Hal ini menunjukkan peran kapal tak berawak yang semakin besar sebagai komponen vital militer.
US Navy berharap Unmanned Undersea Vehicle Squadron One atau UUVRON 1, akan mencapai kemampuan operasional penuh untuk misi bawah laut tak berawak pada tahun 2020.
The Drice melaporkan skuadron baru menggantikan unit yang lebih kecil yang merupakan bagian dari Submarine Development Squadron Five atau DEVRON 5, yang mengoperasikan kapal selam kelas Sea Wolf, USS Jimmy Carter yang bertugas dengan operasi rahasia Angkatan Laut.
“Hari ini kita sedang mengalihkan detasemen UUV kita menjadi skuadron UUV pertama,” kata Kapten Angkatan Laut A. Robert A. Gaucher, kepala keluar DEVRON 5 pada upacara pengaktifan secara formal skuadron di Naval Undersea Warfare Center di Washington.
“Mengapa ini menjadi sejarah? Karena dengan berdirinya UUVRON 1, ini menunjukkan komitmen Angkatan Laut kita untuk masa depan sistem tak berawak dan pertempuran bawah laut.”
Saat ini, sebagian besar drone bawah laut Angkatan Laut digunakan untuk mencari ranjau musuh atau melakukan pemetaan dan penelitian oseanografi. Kapal selam tak berawak ini sering melakukan penelitian dan pengintaian lebih cepat, lebih murah, dan untuk jangka waktu yang lebih lama daripada kapal berawak.
Mereka juga bisa menjangkau daerah yang samgat dangkal atau sempit untuk dilalui kapal yang lebih besar.