Jerman telah mencabut larangan terbang pada armada helikopter serang Tiger yang dibangun Airbus yang dioperasikan oleh tentaranya. Namun mereka belum melakukan misi operasional.
Berlin menggrounded Tiger, kecuali untuk keadaan darurat operasional, menyusul kecelakaan fatal akhir Juli di dekat Gao di Mali dimana dua tentara mereka terbunuh.
Meski penyelidikan atas kecelakaan tersebut belum mencapai kesimpulan, Kementerian Pertahanan Jerman yakin helikopter tersebut aman untuk terbang lagi meski dengan sejumlah batasan. Pembatasan terutama berhubungan dengan kecepatan dan berat, serta penggunaan autopilot.
“[Penyelidikan] telah membersihkan banyak faktor,” kata Kementerian Pertahanan Jerman sebagaimana dikutip Flightglobal Rabu 27 September 2017. “Sudah boleh untuk terbang lagi dalam keadaan tertentu tapi kita belum tahu alasan pasti kecelakaan itu.”
Dikatakan serangkaian tes akan dilakukan pada 51 armada Tiger, sebelum dimulainya kembali penerbangan operasional.
Sedikit informasi yang muncul kecelakaan Tiger disebabkan karena kehilangan baling-baling utama yang mengakibakan pesawat jatuh dengan cepat.
Kementerian pertahanan mengatakan penyelidikan tersebut melihat sistem kontrol penerbangan Tiger yang naas sebagai penyebab kecelakaan, karena operasinya tampaknya berbeda dari yang tercatat pada pesawat serupa.
Baca juga: