Site icon

Saat Backfire Tergelincir dengan Beban Penuh

Seperti pernah dilaporkan sebuah pembom Tu-22M3 Backfire Rusia tergelincir di landasan pada 15 September 2017 lalu. Sebuah video yang beredar menunjukkan pesawat itu mengalami insiden saat hendak lepas landas.

Berdasarkan laporan media berbahasa Rusia, saat kecelakaan terjadi pembom berat tersebut membawa muatan yang mendekati berat lepas landas maksimum hingga kemungkinan besar dia membawa senjata. Kecelakaan terjadi di ujung landasan pacu di Pangkalan Udara Shaikavka selama latihan Zapad 2017.

Dari video yang dirilis media “Vzglyad”, Rabu 27 September 2017 dikatakan pesawat tersebut merupakan bagian dari Resimen Penerbangan Bomber 52 Pengawal Angkatan Udara.

Satu surat kabar berbahasa Rusia mengutip “sumber berpangkat tinggi” mengatakan, “Penyebab kecelakaan itu adalah kegagalan sensor kecepatan saat lepas landas, mengakibatkan awak kapal memutuskan untuk membatalkan lepas landas.” Hal ini terlihat jelas pembom mengembangkan payungnya untuk mencoba menghentikan pesawat, tetapi bomber tersebut terus meluncur dengan cepat keluar landasan.

Ini adalah kejadian serupa ketiga yang dilaporkan di media Rusia saat pembom Tu-22M3 take-off. Dua insiden pertama kurang serius karena pesawat yang terlibat berada pada beban lepas landas yang lebih rendah dan bisa berhenti di ujung landasan pacu.

Tu-22M3 dapat dibandingkan dengan pembom berat B-1B Amerika. Kedua pesawat tersebut memiliki kecepatan supersonik dan menggunakan sayap variabel geometri menyapu. Namun, Tu-22M3 adalah pesawat bermesin ganda sementara B-1B merupakan pesawat empat mesin.  Kedua pesawat berukuran kira-kira sama dengan Tu-22M3 sedikit lebih kecil dibanding B-1B.

Varian Tu-22M3 dan M3M digunakan secara luas oleh Rusia, dengan lebih dari 80 dilaporkan terbang dengan Angkatan Udara Rusia dan lebih dari 40 di antaranya digunakan oleh Russian Naval Aviation untuk misi patroli maritim jarak jauh, pengintai dan serangan.

Exit mobile version