Rusia Kirim Jet-Jet Tempur Terbaiknya ke Perbatasan Korea Utara
Su-30SM / Sputnik

Rusia Kirim Jet-Jet Tempur Terbaiknya ke Perbatasan Korea Utara

Ketegangan di Semenanjung Korea tidak hanya menarik kekuatan militer Amerika dan sekutunya untuk berlatih dan unjuk kekuatan di wilayah tersebut. Rusia juga tidak mau ketinggalan.

Pasukan bersenjata Rusia yang ada di wilayah timur jauh telah memulai latihan udara besar di dekat perbatasan dengan China dan Korea Utara yang akan berujung pada praktik pemboman udara.

Kantor berita Rusia TASS melaporkan latihan tersebut akan dilakukan dengan penerbangan di wilayah Khabarovsk yang membentang di pesisir pantai Pasifik dan wilayah Primorie di Rusia, yang memiliki perbatasan darat Rusia dengan Korea Utara.

Dalam laporannya Selasa 26 September 2017 tersebut tidak menyebutkan berapa jumlah  pesawat yang akan diikutinya namun memastikan bahwa jet tempur Su-35 dan Su-30, serta jet pembom Su-24M2 dan Su-25 akan dilibatkan.

“Selama tahap latihan latihan, pilot Su-35 dan Su-30 akan berfungsi sebagai pelindung bagi Su-24M2 saat terjadi overflight di wilayah penyebaran bom,” bunyi pernyataan tersebut.

“Selain itu, penerbang dari Su-35 dan Su-30SM dari wilayah Khabarovsk akan berlatih unsur-unsur pertempuran udara di berbagai ketinggian, melakukan pencarian dan pendampingan dan pencegatan jet musuh yang perannya akan dimainkan oleh jet dari Primorye.”

Latihan tersebut akan ditutup dengan pesawat tempur Su-35 dan jet Su-25 yang membantu pembom tempur Su-34  untuk menyerang target di area latihan yang terletak di Primorye dan Khabarovsk.

Rusia sebelumnya membantah telah mengerahkan lebih banyak tentara di Primorye sebagai tanggapan atas krisis yang mendidih di seberang perbatasannya.

Rusia, seperti China, secara resmi menentang ambisi nuklir Korea Utara. Namun, baik Moskow maupun Beijing telah menyalahkan tekanan militer Amerika Korea Selatan dan Jepang menjadikan Pyongyang telah meningkatkan program senjata nuklirnya.

Awal bulan ini Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan bahwa negaranya akan menerima kemampuan nuklir Korea Utara sebagai sebuah kepastian daripada sebuah kemungkinan. Menurutnya sanksi tidak akan pernah efektif untuk negara yang dia gambarkan rakyatnya rela memakan rumput untuk bisa mengembangkan nuklir.