More

    Tidak Bisa Ditunda-Tunda, Indonesia Butuh 10.000 Ahli Keamanan Cyber

    on

    |

    views

    and

    comments

    Serangan cyber internasional saat ini terus meningkat menjadikan Indonesia memerlukan 10.000 tenaga ahli di bidang keamanan siber untuk menghadapi masalah ini.

    “Tidak bisa ditunda lagi, kita segera menuju ke sana. Keamanan cyber adalah prioritas ketiga dalam upaya bela negara setelah ancaman radikalisme plus terorisme dan narkoba,” kata Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Mayjen TNI Hartind Asrin  dalam keterangan pers dari panitia kompetisi peretas nasional ‘Cyber Jawara 2017’ yang diterima di Denpasar, Rabu.

    Di sela menghadiri kompetisi peretas/hacker nasional “Cyber Jawara” di Kuta, Bali pada 26-29 September 2017, Mayjen TNI Hartind Asrin menjelaskan upaya mewujudkan 10.000 tenaga ahli keamanan siber sangat mungkin dicapai dengan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada.

    “Kompetisi hacker nasional Cyber Jawara adalah salah satu cara untuk menemukan potensi-potensi yang dimiliki generasi muda Indonesia. Kami sendiri di Kemenhan juga fokus menyiapkan tim siaga ancaman siber,” ungkapnya.

    Senada dengan itu, Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) atau Tim Monitoring Ancaman Serangan Siber Rudi Lumanto mengatakan, perkiraan para pakar di dunia setidaknya dibutuhkan satu juta ahli di bidang keamanan siber untuk menghadapi serangan dan tindakan kejahatan di dunia maya.

    “Di Indonesia sendiri mungkin jumlahnya baru ratusan atau paling optimistis sekitar seribuan mereka yang telah memiliki sertifikasi internasional keamanan siber. Masih perlu banyak upaya edukasi dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia kita,” katanya.

    Lomba hacker tingkat nasional yang populer dengan sebutan “Cyber Jawara” dan telah berlangsung selama enam tahun itu, penyelenggaraan sejak tiga tahun terakhir selalu bersamaan dengan event seminar dan workshop internasional terkait keamanan siber kali ini bertajuk “CodeBali 2017”.

    Dalam ajang kompetisi “Cyber Jawara” itu, setiap tim yang terdiri dari tiga orang harus bisa menunjukkan kemahiran menemukan celah (capture the flag), melakukan uji penetrasi, melakukan pertahanan jaringan dan analisa forensik digital serta membuat pelaporannya secara rinci dan mudah dibaca para pengambil kebijakan.

    Pemenang Cyber jawara akan dikirim ke Bangkok Thailand untuk mengikuti lomba di tingkat ASEAN. “Meski belum pernah lolos di tingkat ASEAN, kami optimistis tahun ini bisa menembus tingkat Asia dan dunia. Tim yang menang di level ASEAN akan dikirim untuk berlomba ke level Asia di Tokyo, lalu ke level dunia di Las Vegas Amerika Serikat,” kata Rudi dilaporkan Antara.

    Tahun ini, ajang final Cyber Jawara diikuti oleh 20 tim yang telah lolos mengikuti uji via online dari hampir semua provinsi se-nusantara.

     

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this