Turki secara resmi telah menuduh Amerika Serikat dan Jerman memberlakukan embargo senjata terhadap negara tersebut.
Menteri Pertahanan Turki Nurettin Canikli mengatakan beberapa perusahaan Amerika dan Jerman menerapkan embargo dengan menghentikan pengiriman komponen sistem senjata ke Turki, atau dengan sengaja menundanya.
Seorang diplomat senior Turki yang menangani masalah NATO memastikan bahwa beberapa permintaan sistem dan subsistem Turki belum ditangani oleh Amerika dan Jerman.
“Ini adalah sistem yang kita butuhkan dalam perjuangan melawan organisasi teror,” katanya, tanpa menjelaskan lebih jauh.
Sumber industri Eropa mengatakan bahwa produsen Inggris dan Perancis dapat menjadi pengganti perusahaan Amerika dan Jerman di pasar Turki.
“Inggris dan Perancis memiliki pendekatan yang lebih pragmatis [terhadap Turki] daripada Amerika dan Jerman,” kata sumber tersebut sebagaimana dilaporkan Defense News Selasa 26 September 2017.
“Perusahaan Inggris dan Perancis mungkin segera mengantri untuk memenangkan kontrak Turki yang pemerintah Ankara sulit didapat dari perusahaan Amerika dan Jerman.”
Ankara telah berselisih dengan Washington karena dukungan Amerika pada Kurdi Suriah dalam perjuangan mereka melawan kelompok ISIS. Turki memandang Kurdi Suriah sebagai kelompok teroris sementara Amerika menganggap mereka sekutu dalam memerangi militan tersebut. Padahal awalnya Amerika juga memasukkan Kurdi dalam kelompok teroris.
Sementara hubungan Turki dengan Jerman juga memburuk setelah tuduhan Ankara melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Jerman menganjurkan agar Uni Eropa menghentikan perundingan rencana keanggotaan Turki. Sementara Turki beberapa kali menolak kedatangan anggota parlemen Jerman ke Pangkalan Incirlick untuk menjenguk pasukannya yang tergabung dalam koalisi melawan ISIS.