Sejak kapal selam menjadi senjata utama perang angkatan laut, upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kesenyapan dari platform bawah gelombang ini terus dilakukan.
Salahs atu problem yang dihadapi adalah bagaimana menjadikan kapal selam diesel listrik mampu untuk menyelam dalam jangka waktu yang lebih lama. Selama ini kapal selam ini harus secara periodik muncul ke permukaan untuk menyalakan diesel guna mengisi baterai yang menjadi sumber kekuatannya.
Saat teknologi baterai ditingkatkan, daya tahan kapal selam ini meningkat secara proporsional. Tapi itu tidak cukup untuk bertahan mereka lebih dari seminggu. Pengenalan Air Independent Propulsion (AIP) menjadi lompatan tersendiri yang menjadikan kapal selam jauh lebih baik dalam hal daya tahan berendam dan memberi mereka keuntungan yang berbeda.
Itulah yang menjadi alasan saat ini kita melihat sejumlah besar angkatan laut antre untuk membeli atau membangun kapal selam dengan sistem AIP. Bagian yang terbaik adalah bahwa teknologi AIP dapat diinstal pada kapal selam generasi tua dengan menambahkan bagian hull baru selama retrofit.
Kali ini kita akan membahas berbagia hal dengan kerja, keuntungan, kerugian dan penerapan AIP di kapal selam modern.
Kapal selam diesel-listrik
Seperti namanya, kapal selam Diesel-Electric atau diesel listrik digerakkan oleh diesel dan listrik. Mereka memiliki baterai jaringan besar yang dibebankan oleh generator diesel. Mereka snorkel, atau bepergian tepat di bawah permukaan air dengan periskop dan generator diesel knalpot di atas permukaan air.

Setelah mereka mengisi baterai mereka, mereka menyelam ke laut dan berjalan diam-diam dengan menggunakan daya baterai sementara generator diesel dimatikan.
Setelah berjalan selama beberapa hari di bawah air, baterai akan terkuras dan kapal selam harus pergi ke permukaan lagi untuk mengisi ulang baterai mereka.

Kapal selam diesel-listrik juga disebut sebagai SSK (Sub Surface Hunter-Killer) oleh Angktan Laut Amerika.