Perang Belum Selesai, Kurdi Membawa Timur Tengah Kian Membara

Perang Belum Selesai, Kurdi Membawa Timur Tengah Kian Membara

Situasi Timur Tengah yang terus dikoyak-koyak perang semakin rumit dengan rencana Kurdi Irak untuk melakukan referendum. Rencana tersebut telah memunculkan pergerakan militer baru yang dilakukan oleh Iran dan Turki.

Pemerintah Irak, Iran  dan Turki telah menentang referendum itu. Kedua pemerintah tersebut khawatir referendum itu akan merusak keutuhan wilayah Irak dan merusak kestabilan wilayah itu dengan mengilhami penduduk Kurdi, yang sangat banyak juga hidup di Turki, Iran dan Suriah.

Pasukan Iran telah latihan perang di  dekat perbatasan dengan wilayah Kurdistan Irak pada Minggu 24 September 2017 atau sehari sebelum referendum kemerdekaan Kurdi di wilayah tersebut.

Pada hari yang sama Turki juga mengatakan  bahwa pesawatnya melancarkan serangan udara terhadap Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di wilayah Gara Irak utara pada hari Sabtu setelah menemukan militan yang bersiap untuk menyerang pos militer Turki di perbatasan.

Pemerintah Daerah Kurdistan telah menolak seruan  Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat dan Inggris untuk menunda referendum yang dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas kawasan ini.

Televisi negara Iran IRIB mengatakan latihan militer, bagian dari acara tahunan yang diadakan di Iran untuk menandai awal perang 1980-1988 dengan Irak. Latihan berpusat di wilayah perbatasan Oshnavieh dengan melibatkan unit artileri, lapis baja dan udara.

Bentrokan dengan kelompok militan Kurdi Iran yang berbasis di Irak cukup umum terjadi di daerah perbatasan.

Pada hari Sabtu, pesawat tempur Turki menghancurkan posisi senjata, gua dan tempat penampungan yang digunakan oleh militan PKK. Angkatan udara Turki sering melakukan serangan udara terhadap PKK di Irak utara, di mana komandannya berada.

Parlemen Turki pada hari Sabtu sepakat untuk memperpanjang mandat satu tahun yang mengizinkan pengerahan pasukan Turki di Irak dan Suriah.

PKK melancarkan pemberontakan pada tahun 1984. Lebih dari 40.000 orang terbunuh dalam konflik tersebut. Kelompok ini masuk dalam daftar teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Kedutaan Besar Amerika   di Irak memperingatkan warga negaranya bahwa kemungkinan ada kerusuhan selama referendum, terutama di wilayah yang dipersengketakan antara Kurdistan dan pemerintah pusat seperti wilayah Kirkuk yang kaya minyak.

Tiga pejuang Peshmerga Kurdi tewas dan lima terluka pada hari Sabtu saat sebuah alat bom meledak di dekat desa mereka di Kirkuk selatan.

Sementara itu Kepala Angkatan Bersenjata Irak dan Turki pada Sabtu  mengadakan pembicaraan guna membahas referendum yang direncanakan di Wilayah Kurdistan di Irak Utara.

Kedua pemimpin militer tersebut menggaris-bawahi pentingnya untuk memelihara persatuan politik serta keutuhan wilayah Irak. Mereka menyatakan mereka akan melanjutkan perang bersama melawan organisasi teror.

Kedua pemimpin militer itu juga bertukar pandangan tentang kerja sama yang efektif mengenai keamanan perbatasan dan pemeliharaan kestabilan wilayah tersebut.

Iran pada Minggu menyatakan negara itu telah menghentikan semua penerbangan ke dan dari Kurdistan, Irak, atas permintaan Baghdad.

“Atas permintaan Pemerintah Pusat Irak, semua penerbangan dari dan ke Sulaymaniyah dan Erbil, serta semua penerbangan melalui wilayah udara kami yang berasal dari Wilayah Kurdistan, telah dihentikan,” kata IRNA, yang mengutip Jurubicara Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Keivan Khosravi.

Baca juga:

Kurdi Itu Siapa Sebenarnya?