Angkatan Udara Amerika mengatakan mereka mungkin harus menggrounded lebih dari 100 pesawat serang tangguh emreak A-10 Warthog pada awal tahun depan meski Kongres memutuskan untuk menambahkan miliaran dolar ke anggaran untuk mengganti sayap pesawat yang sudah kritis.
“Kami mencoba untuk bekerja untuk melihat apakah kita bisa sampai ke titik di mana kita tidak perlu pesawat terbang menunggu untuk mendapatkan sayap, tapi saat ini berdiri sekarang, kita harus menggrounded pesawat terbang sementara kita berusaha mendapatkan sayap tambahan, ” kata Jenderal Ellen Pawlikowski, Kepala Materiel Command Angkatan Udara Amerika, mengatakan kepada Defense News dalam sebuah wawancara di sela-sela Air Force Association’s (AFA) 2017 Air, Space, and Cyber Conference 18 September 2017 lalu.
“Apa yang akan kita lakukan, apakah kita harus mengatur armada untuk menyediakan cukup jet, terutama untuk skuadron yang digunakan untuk mendukung operasi. Tapi ketersediaan pesawat akan terpengaruh karena kita tidak memiliki sayap yang cukup untuk menjaga ketersediaan pesawat saat ini.”
Saat ini, Angkatan Udara memiliki lebih dari 280 A-10s dengan hampir 110 di antaranya masih menunggu sayap baru. Layanan tersebut baru saja kehilangan dua pesawat dalam sebuah kecelakaan di awal bulan September 2017.
A-10 terus menjadi bagian penting dari pertempuran melawan ISIS di Irak dan jet tersebut secara rutin melakukan perjalanan ke Eropa dan tempat lain di seluruh dunia untuk meyakinkan sekutu Amerika terkait dengan ancaman keamanan regional. Situasi yang memanas di Semenanjung Korea juga memaksa Angkatan Udara harus menyiapkan A-10 karena akan menjadi aset penting untuk melawan Korea Utara.
Materiel Command Angkatan Udara Amerika mengatakan bahwa pesawat yang tidak dimodifikasi bisa berakhir pada awal tahun fiskal 2018, yang dimulai pada 1 Oktober 2017. Ada kemungkinan sayap baru yang diambil dari pesawat yang berada di Bone Yard dapat meringankan sebagian dari masalah, tapi perwira tinggi Materiel Command mengatakan opsi itu hanya akan memberi pesawat tambahan terbang beberapa jam saja.
Sekretaris Angkatan Udara Heather Wilson dan pejabat Angkatan Udara lainnya Jenderal Pawlikowski menyalahkan situasi tersebut karena pemotongan permintaan anggaran. Selain itu, dia menyebutkan penundaan di Boeing, di mana ada cacat bagian telah memperlambat produksi sayap baru.
“Kesempatan kami untuk terus maju dalam persaingan untuk mendapatkan kontrak baru untuk mendapatkan sayap tambahan tersebut ditunda sampai kami bisa mendapatkan alokasi yang sebenarnya,” kata Pawlikowski kepada Defense News.