
Tembakan Spektakuler
Secara teori ini adalah latihan defensif, mengorganisir pertahanan Rusia dan Belarusia melawan serangan eksternal.
Tetapi hal ini tidak mencegah demonstrasi senjata yang spektakuler, paling tidak penembakan rudal Iskander-M dari sebuah daerah di barat daya Rusia untuk menghantam target di Kazakhstan dengan melakukan penerbangan sekitar 480km.
Lantas apa yang bisa didapat oleh pengamat Nato? McDermott mengatakan “akan layak untuk memeriksa penggunaan sistem serangan dalam latihan karena sejak Zapad terakhir pada tahun 2013, Moskow telah memperbesar peran serangan presisi konvensional “.
Dalam sebuah studi terobosan Rusia tentang apa yang mereka sebut senjata presisi tinggi yang baru-baru ini diterbitkan oleh Norwegian Defence Research Establishment, McDermott dan rekan penulisnya, Tor Bukkvoll, menyebut ada perkembangan minat Rusia terhadap kategori senjata ini.
Rudal jelajah jarak jauh, yang diluncurkan dari udara dan laut, pertama kali digunakan oleh Rusia dalam pertempuran dalam konflik di Suriah.
Sangat menarik bahwa meski sebagian besar diskusi media Barat mengenai senjata presisi bergantung pada penggunaan senjata yang diluncurkan dari udara dalam kampanye pengeboman, yang dimaksudkan untuk meningkatkan akurasi dan mengurangi tingkat korban sipil, di Rusia, senjata tersebut dilihat dalam cahaya yang agak berbeda.
Studi McDermott menyimpulkan bahwa untuk masa yang akan datang, amunisi presisi terutama akan memberi Rusia apa yang dalam literatur Rusia disebut kemampuan pencegahan ‘pra-nuklir'”.

Peperangan Elektronik
Peluncuran Iskander-M dalam latihan ini pada dasarnya hanyalah lapisan pencegahan lain selain senjata nuklir, namun masih dipandang sangat penting oleh militer Rusia.
Area lain yang dikemukakan McDermott adalah kemampuan perang elektronik yang tumbuh di Rusia. Senjata ini telah dipamerkan saat bertempur di Ukraina timur dan telah mengesankan banyak komandan NATO.
Mereka khawatir bahwa meski pasukan mereka memiliki celah panjang dalam pelatihan serius untuk menghadapi konflik intensitas tinggi untuk melawan kampanye pemberontakan di Irak dan Afghanistan, Rusia terus meningkatkan kekuatannya. Perang elektronik adalah contoh kasusnya.
Dalam sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan untuk Pusat Pertahanan dan Keamanan Internasional di Estonia, McDermott mengatakan: “Kemajuan teknologi EW yang tumbuh di Rusia akan memungkinkan pasukannya untuk menyadap, mengganggu dan mengganggu komunikasi, radar dan sistem sensor lainnya, kendaraan udara tak berawak dan aset NATO lainnya. ”
Kemampuan ini, katanya akan beresiko meniadakan keunggulan yang selama ini dimiliki NATO. “Banyak dari sistem tersebut sedang diperkenalkan di unit-unit semua layanan yang ditempatkan di Distrik Militer Barat Rusia yang berdekatan dengan perbatasan Nato.”
Rusia melihat EW sebagai keseluruhan bagian, mulai dari operasi tempur kinetik di medan perang hingga misi di wilayah cyber dan domain informasi.
Kesimpulannya, Zapad 2017 semakin meneguhkan keyakinan bahwa tantangan yang dihadapi NATO saat berhadapan dengan Rusia semakin berat. Rusia sudah bangkit dari keterpurukan pasca runtuhnya Soviet, dan ini harus mendapat perhatian penuh NATO jika ingin tetap bisa unggul melawan Rusia.