Petinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara meyakini latihan militer besar-besaran Rusia Zapad-2017 yang digelar bersama Belarusia di perbatasan negara-negara NATO adalah persiapan negara itu untuk melakukan perang besar.
Jenderal Petr Pavel, Kepala Komite Militer NATO, sebagaimana dilaporkan CBS mengatakan pihaknya ingin membangun kembali komunikasi militer ke militer dengan Rusia untuk menghindari “konsekuensi yang tidak diinginkan dari insiden yang terjadi selama latihan.
Latihan yang dilakukan Rusia adalah bagian dari program seminggu yang dijuluki Zapad 2017 dan berlangsung di sepanjang perbatasan negara-negara NATO Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia, serta Finlandia, sebuah negara non-NATO.
Zapad terakhir kali dilakukan pada tahun 2014, beberapa saat sebelum Rusia menyerang Ukraina, menyebabkan NATO memiliki kekhawatiran mengenai latihan tahun ini, walaupun dilakukan setiap empat tahun sekali.
Presiden Rusia Vladimir Putin yang menghadiri latihan militer Senin dan kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa 95 pemantau asing dari 50 negara juga hadir dalam acara tersebut. “Mereka nampak tertarik,” kata Putin.
Zapad tahun ini menurut Rusia melibatkan tidak lebih dari 13.000 tentara Rusia dan melibatkan sejumlah jet tempur, rudal, helikopter dan tank.
Sebagai tanggapan, NATO mengirim 4.000 tentara untuk berdiri di Polandia dan negara-negara Baltik di dekat perbatasan Rusia. Amerika Serikat juga mengirim 600 pasukan payung ke Baltik selama Zapad digelar.