Produsen pesawat MiG Rusia tengah mengincar kontrak besar untuk menyediakan pesawat tempur bagi Angkatan Laut India dengan menawarkan MiG-9K. Bahkan Perusahaan ini menegaskan siap untuk melakukan transfer teknologi penuh untuk pembangunan pesawat itu di India.
CEO MiG Ilya Tarasenko mengatakan perusahaannya akan mengajukan proposal rinci kepada pemerintah India dalam waktu dekat, yang menjelaskan kesiapannya untuk pengembangan pesawat terbang bersama Angkatan Laut.
“Kami mempertimbangkan berbagai opsi untuk kerjasama dan perspektif jangka panjang, termasuk kerangka kerja dalam program Make in India,” kata Tarasenko kepada PTI dalam sebuah wawancara tertulis yang ditayangkan Minggu 17 September 2017.
Pada bulan Januari, Angkatan Laut India telah memulai proses pengadaan 57 pesawat tempur multi peran untuk kapal induknya dengan mengeluarkan Request for Information (RFI) kepada pembuat jet militer terkemuka.
Saat ini, enam pesawat kompatibel untuk kapal induk yakni Rafale (Dassault, Prancis), F?A-18 Super Hornet (Boeing, Amerika), MIG-29K (Rusia), F-35B dan F-35C (Lockheed Martin, AS) serta Gripen (Saab, Swedia). Jika F/A-18, Rafale dan MIG-29K adalah mesin kembar, tiga pesawat lainnya memiliki satu mesin.
Tarasenko mengatakan bahwa MiG telah bekerja dengan pasukan pertahanan India selama lebih dari 50 tahun dengan memberikan pesawat terbang dan layanan perawatan. Dia mengatakan perusahaan tersebut ingin sekali memperkuat hubungannya dengan India.
Rusia telah menjadi salah satu pemasok utama senjata dan amunisi India. Menteri Pertahanan India Arun Jaitley mengunjungi Rusia pada bulan Juni di mana isu pengalihan teknologi dan pengembangan bersama platform militer dan sistem senjata tingkat tinggi dibahas panjang lebar.
Tarasenko mengatakan MiG-29K akan menjadi pilihan terbaik untuk Angkatan Laut India. Pesawat ini telah beroperasi di kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov yang modelnya sama dengan kapal induk India.
Tarasenko mengklaim pesawat MiG-29K memiliki keunggulan taktis dan teknis dibandingkan dengan Boeing F / A-18.
“Selain itu, pesawat MiG-29K berhasil diuji dalam kondisi tempur sebagai bagian dari skuadron militer Angkatan Laut Rusia di Mediterania pada tahun 2016 dan memiliki pengalaman unik dalam penggunaan tempur sesungguhnya,” katanya.
Namun MiG-29K akan menghadapi persaingan ketat karena Amerika juga telah menawarkan untuk mendirikan fasilitas manufaktur di India untuk memproduksi Super Hornet, jika perusahaan mendapatkan kontrak. Jet tempur ini jelas lebih memiliki pengalaman tempur dibandingkan Fulcrum. Hampir di setiap konflik yang dijalani Amerika, Super Hornet dan pendahulunya Hornet selalu menjadi bagian penting.
Selain itu juga muncul laporan India kecewa dengan MiG-29K yang telah dibelinya. Pesawat ini sering menghadapi masalah dan harus menghadapi perawatan besar setelah melakukan pendaratan di kapal induk.
Angkatan Laut India menuntut Rusia untuk memperkuat jet tempur MiG-29K yang mereka beli. “Pesawat perlu dibuat lebih tahan lama karena sangat sering setelah pendaratan, pengaturan pesawat berubah dan harus diatur ulang,” kata sumber di Angkatan Laut India sebagaimana dikutip Daily Mail 16 Juli 2017.
Angkatan Laut India saat ini mengoperasikan MiG-29K dari pangkalan udara Goa serta kapal induk INS Vikramaditya. India telah mengatasi masalah ini dengan pihak Rusia yang telah mengirim tim teknis mereka untuk mencari masalah dan menemukan solusinya, karena pesawat tersebut masih dalam masa garansi.
Pesawat tempur ini juga menghadapi masalah dengan rendahnya tingkat operasional karena cacat pada mesin, badan pesawat terbang dan sistem fly-by-wire yang menyebabkan ketersediaan operasi yang sangat rendah. Hal ini ditunjukkan oleh Comptroller dan Auditor General (GAG) dalam laporannya tahun lalu.
Kemampuan layanan pesawat tempur rendah, berkisar antara 15,93 persen hingga 37,63 persen dan MiG-29KUB mulai dari 21,30 persen sampai 47,14 persen.
Baca juga: