Media Shanghai News China membuat laporan China sedang mengembangkan jet tempur generasi keenam dan telah mencapai kemajuan signifikan.
Yang mengejutkan media itu mengatakan bahwa kemajuan pembangunan jet tempur ini karena bantuan para ilmuwan ternama dari Rusia. Disebutkan juga bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berulang kali meminta agar ilmuwan itu kembali ke negara asalnya. Apakah informasi ini bisa dipercaya?
Laporan itu juga menyebutkan beberapa rincian tentang pesawat baru yang disebut sebagai “pesawat paling progresif dari kelasnya.” Pesawat memiliki sistem navigasi canggih yang dapat berfungsi secara efektif dalam kondisi meteorologi yang kompleks baik siang maupun malam.
Jet tempur dikenal sebagai Huolong (“Fire Dragon”) hadir dengan sistem navigasi inersia, Doppler speed and demolition meter, automatic radio compass, navigational radio-technical (satellite) yang beroperasi pada jarak jauh; near navigation radio-technical system dan sistem determination of mutual coordinates serta signal light.
Dengan semua itu masih akan sulit untuk membedakan antara pesawat yang disebutkan di atas dan jet tempur generasi kelima atau bahkan keempat. Pakar mungkin menganggapnya sulit untuk memecahkannya juga, karena belum ada konsep umum tentang pesawat generasi keenam.
Jet tempur generasi kelima baru diperkenalkan. Pada bulan Maret tahun ini, China dilaporkan telah memasukkan J-20 ke operasional. Suatu periode waktu yang relatif singkat dari saat display pertama sampai pesawat terbang. Meskipun sejumlah pihak masih meragukan kemampuan pesawat tersebut terutama belum mampunya China membangun mesin untuk jet tempur siluman.
Informasi tentang kelompok ilmuwan utama Rusia yang bekerja keras untuk menciptakan kapal perusak super bagi tentara China menimbulkan lebih banyak pertanyaan. Secara umum, untuk mencapai hasil yang baik, China harus mengimpor biro desain secara keseluruhan.
Tentu saja, memang ada ilmuwan asing yang tinggal dan bekerja di China. Belum lama ini, misalnya, dilaporkan bahwa spesialis dari Biro Desain Antonov Ukraina pindah untuk bekerja di China. Namun, sepertinya tidak banyak yang ada di sana untuk membuat pesawat baru, yang bahkan oleh para ahli pun masih memiliki banyak pertanyaan.
Pakar militer Rusia Alexei Leonkov, yang diwawancarai Pravda.Ru, Senin 18 September 2017, percaya bahwa berita tentang pesawat tempur buatan China keenam itu palsu. Menurutnya, Rusia dan China telah lama bekerja sama dalam pesawat generasi kelima, namun kerja sama ini bersifat resmi dan legal.
“Ada beberapa keterbatasan dan kesulitan dalam kerjasama ini, karena pesawat generasi kelima China ini dilengkapi dengan mesin generasi keempat,” katanya.