Ukraina Terus Merengek Minta Senjata ke Amerika
Presiden Ukraina Poroshenko

Ukraina Terus Merengek Minta Senjata ke Amerika

Latihan besar-besaran yang dilakukan Rusia di sepanjang perbatasannya dijadikan kesempatan Ukraina untuk kembali meminta kepada Amerika agar memberi mereka senjata ofensif canggih.

Presiden Ukraina menegaskan mereka membutuhkan senjata ofensif canggih untuk mempertahankan diri dari “rencana agresif barbar Kremlin”.

Poroshenko  berbicara pada KTT Yalta Economic Strategy (YES) Sabtu 16 September mengatakan latihan militer, Zapad-2017, yang berlangsung di Belarusia benar-benar sebagai “tabir asap untuk menciptakan kelompok tempur baru Rusia guna menyerang wilayah Ukraina”.

Dia menegaskan hilangnya Crimea dan perang saudara bagian timur negara tersebut sebagai pelajaran penting untuk melihat sikap Rusia.

Perwakilan khusus Amerika yang baru ditunjuk untuk Ukraina, Kurt Volker telah menyatakan bahwa Washington secara aktif mempertimbangkan untuk mengirim persenjataan berat ke pemerintah Kiev.  Namun sejauh ini senjata yang dipertimbangkan untuk dikirim adalah senjata defensif.

“Senjata defensif,  memungkinkan Ukraina mempertahankan diri, misalnya untuk melawan tank, benar-benar akan membantu. Ini adalah masalah untuk didiskusikan dan keputusan akan diambil lebih lanjut. ”

Pengiriman senjata  ke Ukraina akan menjadi pbagian dari  komitmen Amerika ke Ukraina dalam konfrontasi  dengan Rusia. Ironisnya, Donald Trump, yang sedang diselidiki atas dugaan hubungan terlarangnya dengan Moskow,  selama kampanye mengatakan siap untuk menerima aneksasi Crimea dan mengisyaratkan kemungkinan mengangkat sanksi yang dikenakan pada Rusia.

Namun Trump,  dipaksa untuk menyetujui sanksi baru bulan lalu dengan dukungan Partai Republik dan Demokrat di Kongres. Berbicara di tahunan di Kiev tersebut,  Poroshenko berpendapat bahwa hal itu sangat penting bagi Amerika dan Eropa Barat untuk menjaga sanksi itu tetap berlaku.

Trump berada di bawah tekanan dari beberapa tokoh senior di Partai Republik sendiri dan juga komandan militer untuk mengambil sikap yang lebih agresif terhadap Moskow mengenai Ukraina.

Jenderal Jack Keane, mantan wakil kepala staf di Angkatan Darat Amerika, berpendapat bahwa strategi yang digunakan oleh militer Rusia di Ukraina timur, termasuk perang hybrid dan penggunaan propaganda, adalah “sumber perhatian dan tantangan besar bagi militer Amerika”.