Mengapa China Enggan Bantu Amerika Melawan Korea Utara?

Mengapa China Enggan Bantu Amerika Melawan Korea Utara?

Tetapi jika China tidak akan mematuhi  Amerika. Pengamat setuju bahwa Beijing kurang peduli dengan program senjata Utara.

“China tidak ingin DPRK runtuh karena hal itu akan membuat banyak ketidakpastian mengenai senjata, pengungsi dan pangkalan Amerika di depan pintunya,” kata Eduardo Araral, Wakil Dekan Penelitian di Kebijakan Publik Kebijakan di Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura kepada DW.

Araral menambahkan bahwa Amereka tidak akan bisa menangani Korea Utara tanpa kerja sama dari China. “Hubungan Amerke-China sangat saling terkait sehingga Amerika tidak dapat  menyakiti China, misalnya dalam hal perdagangan, tanpa menyakiti dirinya sendiri,” katanya.

Salah satu rintangan utama yang membuat China dan Amerika berada dalam satu front terkait Korea Utara adalah ketidakpastian hasil geopolitik di Semenanjung Korea jika Korut runtuh dan bersatu dengan Selatan.

Namun, kepentingan Amerika dan China memiliki kesamaan bahwa keduanya keduanya tidak menginginkan mesin militer Korea Utara memiliki nuklir, dan China secara khusus tidak menginginkan perang nuklir di halaman belakang rumahnya.

Perlu dicatat bahwa China tidak harus memiliki hubungan persahabatan dengan Korea Utara. Presiden China Xi Jinping belum pernah bertemu dengan Kim Jong Un dan ada sinyal bahwa China bersedia mengambil sikap tegas terhadap rezim tersebut. Meskipun demikian, pertimbangan ini sebanding dengan jalinan kepentingan geopolitik China.

Agar China bisa menerima sebuah semenanjung Korea yang bersatu, mereka perlu diyakinkan bahwa Amerika akan melakukan demiliterisasi di wilayah tersebut dan bahwa sebuah arsitektur keamanan regional baru dapat dibuat dengan kepentingan Beijing. Skenario ini menghadirkan masalah, tidak hanya untuk kepentingan Amerika, tapi juga untuk Jepang dan Korea Selatan.

Noah Feldman, pengarang “Cool War: Amerika Serikat, China, and Future of Global Competition” dan profesor di Harvard Law School, dalam sebuah debat yang diselenggarakan dan disiarkan secara online oleh Intelligence Squared pada tanggal 13 September mengatakan bahwa China memiliki “masalah struktural “untuk Korea yang bersatu.

Jaminan keamanan Amerika di semenanjung Korea akan sangat penting bagi Korea Selatan dan Jepang untuk menyetujui struktur geopolitik baru di Asia Timur Laut, yang merupakan sesuatu yang tidak disetujui oleh China.

“Negara-negara  ini di bawah pengaruh pengaruh ekonomi China, sementara bergantung pada Amerika sebagai penjamin keamanan,” kata Feldman dalam debat tersebut.

Perlu dicatat bahwa satu-satunya saat Amerika dan China terlibat dalam konflik  di semenanjung Korea pada tahun 1950, setelah Tentara Sukarela Rakyat China memasuki Perang Korea untuk berperang atas nama Korea Utara melawan koalisi pimpinan Amerika yang membela Selatan.  Dan lebih dari 65 tahun kemudian, nampaknya sekali lagi aksi penentu  China sangat diperlukan untuk memberi keseimbangan di Asia Timur Laut.