Amerika dan koalisinya telah beroperasi di Suriah sejak tahun 2014 dalam upaya untuk meruntuhkan kelompok ISIS. Sejak Rusia memasuki konflik untuk mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 2015, telah membawa senjata ampuh. Hal ini menjadikan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya membutuhkan jet tempur generasi kelima untuk mempertahankan keunggulan udara di Timur Tengah.
Steve Over, Direktur Pengembangan Usaha F-35 Lockheed Martin mengatakan Rusia telah membawa sejumlah senjata canggih termasuk pesawat tempur generasi ke-4++ dan sistem rudal permukaan ke udara S-400.
“Senjata-senjata ini adalah monster mematikan. Mereka memiliki radius serangan yang tidak terklasifikasi terhadap pesawat terbang generasi keempat yang berjarak 400 kilometer, ” katanya dalam sebuah wawancara di Konferensi Internasional Peralatan Pertahanan dan Keamanan yang diadakan di ExCel di London.
Jika Rusia mengumumkan zona larangan terbang di Suriah menurutnya akan menjadikan Amerika dan sekutunya sangat sulit untuk melanjutkan operasi tempur di sana dengan pesawat tempur generasi keempat.
“F-35, pesawat tempur generasi kelima yang canggih, memberi negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris kemampuan untuk melawan,” kata Over. Platform ini dilengkapi dengan sensor yang kuat dan sulit dideteksi oleh radar.
Selain itu, menurut Over, kemampuan fusi pesawat terbang memungkinkan pilot beroperasi di ruang pertempuran tanpa ancaman. “Sehingga sistem pertahanan udara yang canggih dan mematikan ini benar-benar tidak menjadi ancaman terhadap misi Anda,” kata Over sebagaimana dilaporkan National Defense Magazine 15 September 2017
Inggris telah menandatangani kontrak untuk membeli 138 F-35B. Sejauh ini, Lockheed telah menyerahkan 12 pesawat. Pada akhir tahun, Lockheed Martin akan menyerahkan tanggal 14. “Itu memberi mereka cukup pesawat untuk siap memulai operasional tahun depan,” katanya.