Mantan Direktur CIA James Woolsey mengingatkan, Korea Utara memiliki senjata nuklir lain yang sangat berbahaya. Bahkan dia menyebut negara tersebut tidak memerlukan rudal balistik antarbenua atau intercontinental ballistic missile (ICBM) untuk menyerang Amerika.
Kemajuan dalam program nuklir dan rudal Korea Utara mendorong masyarakat internasional untuk merespons dengan sanksi yang semakin ketat yang disahkan minggu ini untuk membatasi impor minyak negara tersebut dan melarang ekspor tekstil.
Meski mendapat tekanan, rezim Kim Jong Un terus mengejar pengembangan rudal balistik antarbenua nuklir yang bisa menyerang Amerika Serikat.
Pada Jumat lalu, untuk kedua kalinya dalam sebulan, rezim tersebut meluncurkan rudal balistik jarak menengah di atas pulau Hokkaido utara Jepang. Rudal melakukan perjalanan sekitar 3.700 kilometer sebelum jatuh ke Samudra Pasifik. Ini menjari rudal terjauh yang pernah diterbangkan Korea Utara.
“Korea Utara ingin mendorong diri mereka ke depan dan berkata, ‘Saya tidak tidak bisa diintimidasi dengan sanksi apapun. Tinggalkan aku sendiri. Saya adalah kekuatan nuklir yang kuat.’ Itulah pesan mereka,” kata Woolsey
Woolsey mengakui mungkin belum sepenuhnya Pyongyang bisa membangun hulu ledak nuklir mini yang bisa ditempakan di rudal mereka. Tetapi, dia menegaskan, hal tersebut bukan masalah bagi Pyongyang.
“Mungkin belum sepenuhnya [mengembangkan hulu ledak mini]. Tetapi itu tidak masalah karena mereka tidak membutuhkan rudal balistik antar benua untuk menyerang langsung Amerika Serikat. Mereka dapat melakukannya dengan satelit dan mereka memiliki senjata nuklir yang terdapat di satelit yang terus mengelilingi Bumi beberapa kali sehari. Jadi tidak perlu rudal balistik antar benua untuk mencapai Amerika Serikat. Anda bisa melakukannya dengan senjata di satelit,” katanya sebagaimana dilaporkan VOA Sabtu 16 September 2017.

Ketika ditanya apakah serangan senjata itu semacam serangan gelombang elektromagnetik nuklir atau nuclear electromagnetic pulse (EMP) dan apakah Korea Utara memiliki kemampuan tersebut, Woolsey mengatakan kemungkinan akan seperti itu.
“Saya pikir kemungkinan mereka melakukannya. Mekanisme destruktifnya, tidak akan langsung menyerang orang, tapi akan menghancurkan jaringan listrik. Ini menggunakan ledakan di atas Bumi. Ini tidak akan ditargetkan ke lokasi tertentu, bangunan tertentu atau silo ICBM dan sejenisnya.”
“Ini akan melumpuhkan grid secara umum. Itu berarti tidak akan ada makanan, tidak ada air, tidak ada telekomunikasi dan tidak ada rumah sakit. Ini akan menjadi situasi yang mengerikan. Sehingga bisa jadi lebih dahsyat daripada serangan nuklir yang ditargetkan pada permukiman,” tambahnya.
Tetapi, lanjutnya, memiliki ICBM yang dapat ditargetkan pada titik tertentu akan memberi mereka fleksibilitas lebih, sehingga Korea Utara tetap ingin memilikinya. “Mereka sedang mengerjakannya, tapi sementara itu, di saku pinggul mereka, saya akan mengatakan bahwa sulit untuk menghindari kesimpulan bahwa mereka dapat menggunakan ledakan nuklir pada satelit di orbit untuk menciptakan pulsa elektromagnetik.”
Dia meyakini Korea memiliki ancaman EMP karena sebenarnya relatif mudah untuk dilakukan. “Saya pikir ini cukup serius karena relatif mudah dilakukan. Mengorbit satelit adalah hal yang termudah dan senjata nuklir sederhana yang seukuran tas golf tidak sulit untuk dimuat di satelit kecil seperti itu.”