Korea Utara tidak hanya fokus dalam pengembangan rudal jarak jauh dan nuklirnya, tetapi juga secara aktif meingkatkan kemampuan rudal Scud-B milik mereka agar lebih mematikan.
Amerika meyakini Korea Utara telah menguji versi baru dari salah satu rudal tertua di dunia tersebut. Komando Pasifik Amerika sempat mengatakan dalam penilaian awal bahwa uji rudal tersebut gagal, tetapi kemudian menarik kesimpulan tersebut dan menyatakan bahwa hanya satu dari tiga proyektil yang ditembakkan gagal, meledak sesaat setelah diluncurkan.
The Diplomat melaporkan, mengutip sumber-sumber pemerintah Amerika melaporkan rudal tersebut merupakan tipe baru dari rudal balistik jarak pendek Scud-B yang ditunjuk sebagai KN-21.
Scud-B, yang juga dikenal sebagai Hwasong-5, diyakini merupakan rudal balistik pertama Korea Utara. Senjata itu masuk ke gudang senjata Pyongyang pada 1970-an.
Korea Utara menguji sebuah Scud-C yang disebut sebagai KN-18 pada Mei 2017. Seperti pendahulunya, KN-21 diyakini memiliki sirip untuk manuver tahap akhir.
KN-18 pertama kali muncul dalam sebuah parade militer pada bulan April 2017, dan kemudian Korea Utara berhasil menembakkan senjata tersebut satu bulan kemudian. Laporan awal menduga bahwa rudal itu bisa jadi rudal balistik anti kapal, namun ternyata dugaan itu akurat seiring semakin banyak informasi yang tersedia.
Banyak perhatian diberikan pada rudal jarak jauh Korea Utara, seperti rudal balistik antarbenua Hwasong-14 yang dapat menyerang sebagian wilayah daratan Amerika dan berpotensi membawa bom termonuklir, namun Korea Utara juga telah mengubah misilnya tua mereka menjadi mesin pembunuh modern.
Setelah tes di bulan Mei, Korea Utara mengklaim bahwa KN-18 mendarat dalam jarak 23 kaki dari targetnya, meskipun Korea Utara telah dikenal membuat klaim yang dilebih-lebihkan di masa lalu.
Rudal ini tidak kalah berbahaya dari rudal jarka jauh. Jika terjadi konflik baru di Korea, Korea Utara dapat menggunakan rudal balistik jarak pendek untuk menargetkan posisi militer di Selatan dengan hulu ledak nuklir dan konvensional.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2017/06/12/scud-boleh-mati-tapi-warisannya-tetap-menghantui-dunia/