Amerika Serikat memastikan bom yang diuji Korea Utara pada 3 September 2017 lalu adalah bom hidrogen.
Sebelumnya Pyongyang sudah mengklaim bahwa bom yang diledakkan memang bom hidrogen. Dengan demikian mereka akan mampu menempatkan hulu ledak nuklir tersebut di rudal antarbenua Hawsong-14 yang baru-baru ini diuji dan melintasi wilayah udara Jepang.
Keyakinan Amerika diambil setelah menganalisa data seismik dari ledakan bom tersebut yang secara signifikan lebih besar daripada yang diuji Utara sebelumnya. Ledakan itu begitu kuat sehingga benar-benar menggetarkan gunung.
“Ukuran senjata menunjukkan bahwa jelas ada ledakan sekunder,” kata Jenderal Angkatan Udara John Hyten, Kepala Komando Strategis Amerika pada 14 September 2017.
“Saya melihat ukurannya, saya melihat laporannya. Dan karena itu, saya mengasumsikan itu adalah bom hidrogen,” katanya kepada wartawan.
“Itu [bom hidrogen] memiliki kemampuan menghancurkan kota,” katanya.
Baca juga: