Korea Utara kembali meluncurkan rudal pada Jumat 15 September 2017 2017 dini hari. Rudal ditembakkan dari distrik Sunan di Pyongyang.
Proyektil tak dikenal itu menuju ke timur setelah meninggalkan launchpad sekitar pukul 06.57 waktu setempat. Rudal tersebut terbang selama sekitar 20 menit sampai jatuh ke Samudra Pasifik pada pukul 7:16 atau sekitar 2.000 kilometer sebelah timur Hokkaido.
NHK melaporkan pemerintah Jepang di prefektur tersebut membunyikan sirine beberapa saat setelah peluncuran untuk memerintahkan warga segera mencari tempat berlindung. Perkiraan awal rudal tersebut akan melaju di atas pulau Hokkaido di Jepang.
https://twitter.com/kevinmeyerson/status/908456299083341824
“Komando Pasifik AS mendeteksi dan melacak apa yang kami nilai adalah peluncuran rudal balistik Korea Utara tunggal,” kata Dave Benham, Direktur Operasional Media di USPACOM, mengatakan dalam sebuah rilis. Dia menambahkan berdasarkan penilaian awal yang diluncurkan adalah rudal balistik jarak menengah .
Citra satelit yang baru saja ditangkap menunjukkan peningkatan aktivitas di dekat lokasi uji coba nuklir Punggye-ri di Korea Utara. “Kegiatan seperti itu menunjukkan bahwa pekerjaan di tempat sekarang bisa berubah fokus untuk lebih mempersiapkan portal lain untuk uji coba nuklir di masa depan,” menurut 38 periset Utara, sebuah kelompok yang didedikasikan untuk mempelajari topik keamanan Korea Utara.
Kantor Kepala Gabungan Korea Selatan melaporkan bahwa personil Amerika dan Korea Selatan saat ini sedang menyelidiki rincian peluncuran tersebut. Analis militer menilai rudal itu terbang 3.700 kilometer dan mencapai ketinggian puncak 770 kilometer.
NKorea's missile flew 3700km @ apogee of 700km, initial data shows. Makes Guam well within range of this missile: https://t.co/WwDwydvbav pic.twitter.com/WnG5Op0JK4
— NK NEWS (@nknewsorg) September 14, 2017
Pemerintah Jepang langsung telah memprotes peluncuran rudal tersebut. “Kami menyatakan pretes keras,” kata Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga kepada wartawan Jumat pagi.
Jepang melaporkan rudal pencegat Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) tidak diluncurkan sebagai tanggapan. Beberapa analis yakin bahwa tes tersebut merupakan tanggapan langsung terhadap sanksi terakhir Dewan Keamanan PBB yang disahkan dengan suara bulat.
“Pada saat ini, kami tidak memiliki informasi tentang adanya kerusakan pada kapal laut atau pesawat terbang,” kata juru bicara Jepang Yoshihide Suga kepada wartawan. Dia juga menambahkan tidak ada laporan puing rudal yang jatuh di wilayah mereka.