Mulai Kamis 13 September 2017 Rusia dan Belarusia menggelar latihan militer besar-besaran di sepanjang perbatasan tiga negara NATO.
Latihan yang dikenal sebagai Zapad 2017 itu oleh aliansi Utara disebut melibatkan hingga 100.000 tentara kedua negara. Rusia secara tegas membantah tudingan tersebut dan menyatakan latihan hanya diikuti 13.000 personel militer.
Angka 13.000 yang disampaikan Rusia mengandung maksud tertentu. Menurut dokumen Vienna, yang merupakan kesepakatan antara negara-negara Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa dimana Rusia adalah anggota, setiap latihan yang melibatkan lebih dari 13.000 orang maka wajib dihadiri oleh pengamat luar negeri. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pekan lalu bahwa tawaran Moskow untuk mengizinkan akses kepada tiga pengamat internasional tidak mencukupi.
Zapad 2017 akan mensimulasikan respons terhadap usaha penggulingan pemerintah Belarusia oleh sebuah pemberontakan yang didukung negara-negara musuh Rusia. Meski tidak menyebut secara langsung, negara-negara yang digambarkan sebagai pendukung pemberontakan tersebut adalah NATO.
Yang membuat khawatir NATO adalah Zapad 2017 mirip dengan Zapad 2013 di mana NATO menyebut Rusia mengerahkan hampir 70.000 personel militernya dalam latihan itu. Latihan ini kemudian menjadi pendahuluan aneksasi Crimea dari Ukraina pada tahun 2014.
Lantas apakah Zapad 2017 ini benar-benar mengancam NATO? Menurut para ahli, latihan tersebut menimbulkan tiga risiko utama. Pertama posisi potensial untuk serangan masa depan, seperti pada tahun 2014. Kedua pengalihan untuk kegiatan Rusia di tempat lain seperti di Suriah dan Ukraina dan ketiga adalah kesempatan untuk memberi isyarat kepada Barat bahwa Rusia tetaplah pemain di panggung global yang tidak bisa dianggap remeh.
Latihan juga digelar ketika hubungan antara Amerika dan Rusia semakin memanas dengan saling usir pejabat diplomatik kedua negara. Tingkat kepercayaan antar Moskow dan Washington berada apda titik terendah.
Mantan perwira senior pertahanan dan atasan militer Amerika untuk Federasi Rusia, pensiunan Brigadir Jenderal Peter Zwack, mengatakan kepada The Cipher Brief, “Saya belum melihat tingkat ketidakpercayaan ini sejak krisis Kosovo tahun 1999. Situasi sekarang dibangun di atas titik-titik krisis 2014 dan diperburuk oleh kegiatan yang sangat buruk – korupsi dan campur tangan – dalam politik di tubuh kita [Amerika] sendiri. ”
Mengingat tingkat ketegangan itu, Zwack memandang Zapad akan sangat berbahaya ketika terjadi sebuah insiden atau kecelakaan yang bisa menarik kedua pihak dalam situasi serius.
Sementara itu, tujuan utama Rusia tampak jelas yakni mengirim pesan kekuatan yang tak terkalahkan kepada tetangga Barat dan sekutu NATO mereka. Sebenarnya, nama Zapad, yang berarti “Barat” dalam bahasa Rusia, menggambarkan secara tegas bahwa Belarus berbagi perbatasan barat dengan tiga negara NATO: Polandia, Lithuania, dan Latvia.
Berbicara kepada BBC pada hari Minggu 10 September 2017, Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengindikasikan bahwa pesan tersebut tidak hilang di Eropa: “Ini [latihan] dirancang untuk memancing kita, ini dirancang untuk menguji pertahanan kita, dan karena itulah kita harus menjadi kuat,” katanya. “Rusia sedang menguji kita dan terus menguji kita di setiap kesempatan.”