Angkatan Udara Amerika Serikat menjatuhkan rata-rata 16 bom per hari ke Afghanistan pada bulan Agustus 2017. Jumlah ini meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Akselerasi serangan udara Amerika Serikat terjadi setelah rencana Presiden Donald Trump untuk melakukan strategi baru di negara yang telah didudukinya selama 12 tahun tersebut.
Data Komando Angkatan Udara AS yang diterbitkan pada 31 Agustus 2017 menyebutkan pesawat tempur Angkatan Udara Amerika termasuk Viper F-16, pesawat tak berawak MQ-9 Reaper, dan pembom B-52 Stratofortress mengerahkan 1.984 bom dari Januari hingga Juli tahun ini, menurut.
Dari data yang ada dapat dihitung bahwa dalam tujuh bulan pertama tahun ini, jet tempur dan pembom Amerika menjatuhkan rata-rata 227 bom per bulan. Sementara dengan 16 bom per hari di bulan Agustus maka selama satu bulan jumlahnya dua kali lebih banyak dari rata-rata tujuh bulan sebelumnya yakni mencapai 503 amunisi.
Kepala Staf Angkatan Udara Amerika Serikat Jenderal David Goldfein mengatakan peningkatan serangan ke Afghanistan tidak diikuti dengan pengiriman tambahan pesawat ke negara tersebut. “Kita tidak akan kembali setelah beberapa tahun lalu kita pulang,” katanya sebagaimana dikutip Military.com.
Seperti diketahui Amerika Serikat akan mengirimkan tambahan personel militer ke Afghanistan. Setelah penarikan pasukan beberapa tahun lalu, Taliban telah bangkit kembali dan merebut sejumlah wilayah penting. Sementara militer Afghanistan ternyata belum mampu menata dirinya meski telah dilatih dan dilengkapi senjata canggih oleh Washington.