Site icon

Pentagon Beli Senjata Tua di Eropa dan Dikirim ke Pemberontak Suriah

Sebuah laporan dari Center for Investigative Journalism Ceko mengungkapkan Pentagon diduga membeli senjata usang senilai US$ 71 juta di Republik Ceko, Georgia, Serbia, Bulgaria, Rumania dan Ukraina dan mengirimnya ke Suriah untuk melatih dan mempersenjatai berbagai kelompok pemberontak .

Laporan yang dirilis Surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung  Rabu 14 September 2017 itu hasil dari berbulan-bulan penelitian kolaboratif antara Süddeutsche Zeitung, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) dan Balkan Investigative Reporting Network (BIRN).

Berdasarkan data, yang dikumpulkan dari sumber terbuka, Pentagon membeli senjata usang senilai US$ 71 juta  di antaranya adalah senapan serbu AK-47, peluncur granat dan mortir di Republik Ceko, Georgia, Serbia, Bulgaria, Rumania dan Ukraina.

Padahal, salah satu dokumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan lisensi ekspor  senjata disebut pembeli harus menjamin bahwa senjata tidak akan jatuh ke tangan yang salah. Menurut Pusat Jurnalisme Investigasi Ceko, Departemen Pertahanan Amerika memberikan informasi palsu untuk lisensi pembelian tersebut, dengan mengklaim bahwa pengguna tersebut adalah Angkatan Darat Amerika.

Investigasi  juga menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir, negara-negara Eropa Timur, termasuk Republik Ceko, menyetujui penjualan senjata senilai lebih dari US$ 1,2 miliar ke sejumlah negara Timur Tengah , yang kemudian diduga masuk ke Suriah. Penjualan ini tidak banyak dipublikasikan.

Surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung melaporkan data dikumpulkan dari email internal  militer Amerika, wawancara dengan whistleblower, laporan resmi dan databanks dari Amerika serta United Nations Register of Conventional Arms.

NEXT: GUNAKAN PANGKALAN JERMAN TANPA IZIN

Pangkalan Udara Ramstein jerman / The Guardian

Selain itu juga disebutkan Amerika telah menggunakan pangkalan udara di Jerman untuk mengirimkan senjata tersebut tanpa izin Berlin.

Dari pangkalan Ramstein Jerman senjata itu kemudian diterbangkan ke Turki.  Masih menurut laporan Süddeutsche, penyedia layanan militer swasta  Amerika telah membeli senjata dan amunisi di Eropa timur sejak 2013.

Senjata buatan Rusia, senilai ratusan juta dolar, dikirim dari pabrik-pabrik di Serbia, Bosnia, Kazakhstan dan Republik Ceko dan sampai ke pusat komando Amerika di Turki dan Yordania.

Pemerintah Jerman mengaku tidak tahu tentang transfer senjata keluar dari Ramstein, namun Süddeutsche berpendapat bahwa Berlin pasti sudah mengetahuinya, tapi mungkin tidak ingin mengetahui semua rinciannya.

Berbicara dengan kantor berita DPA Jerman pada  Rabu, juru bicara Kementerian Perekonomian Jerman mengkonfirmasi bahwa Jerman belum pernah menyetujui transfer senjata melalui pangkalan udara Ramstein sejak 2010.

“Tentu saja kita berasumsi bahwa pemerintah Amerika menyadari hukum Jerman dan embargo senjata saat ini,” juru bicara menambahkan.

Sementara seorang jurubicara  Komando Operasi Khusus AS (SOCOM) mengatakan kepada Süddeutsche bahwa tidak ada senjata yang dikirim untuk digunakan di Suriah yang disimpan di Jerman atau dikirim ke  melalui pangkalan militer Amerika di Jerman.

Ketika ditanya apakah senjata tersebut dikirim ke pemberontak Suriah dengan cara lain, seperti melalui kendaraan militer, juru bicara tersebut menolak memberikan komentar.

Süddeutsche memperingatkan bahwa jika Washington memberikan pernyataan palsu kepada badan-badan Jerman, mungkin ada konsekuensi serius bagi militer Amerika, termasuk menghalangi mereka dari ekspor senjata lebih lanjut.

Kegiatan Amerika di pangkalan udara Ramstein, yang merupakan markas besar Angkatan Udara AS di Eropa, telah menarik protes, terutama mengenai perannya dalam program pesawat tak berawak AS.

Exit mobile version