
Selain itu juga disebutkan Amerika telah menggunakan pangkalan udara di Jerman untuk mengirimkan senjata tersebut tanpa izin Berlin.
Dari pangkalan Ramstein Jerman senjata itu kemudian diterbangkan ke Turki. Masih menurut laporan Süddeutsche, penyedia layanan militer swasta Amerika telah membeli senjata dan amunisi di Eropa timur sejak 2013.
Senjata buatan Rusia, senilai ratusan juta dolar, dikirim dari pabrik-pabrik di Serbia, Bosnia, Kazakhstan dan Republik Ceko dan sampai ke pusat komando Amerika di Turki dan Yordania.
Pemerintah Jerman mengaku tidak tahu tentang transfer senjata keluar dari Ramstein, namun Süddeutsche berpendapat bahwa Berlin pasti sudah mengetahuinya, tapi mungkin tidak ingin mengetahui semua rinciannya.
Berbicara dengan kantor berita DPA Jerman pada Rabu, juru bicara Kementerian Perekonomian Jerman mengkonfirmasi bahwa Jerman belum pernah menyetujui transfer senjata melalui pangkalan udara Ramstein sejak 2010.
“Tentu saja kita berasumsi bahwa pemerintah Amerika menyadari hukum Jerman dan embargo senjata saat ini,” juru bicara menambahkan.
Sementara seorang jurubicara Komando Operasi Khusus AS (SOCOM) mengatakan kepada Süddeutsche bahwa tidak ada senjata yang dikirim untuk digunakan di Suriah yang disimpan di Jerman atau dikirim ke melalui pangkalan militer Amerika di Jerman.
Ketika ditanya apakah senjata tersebut dikirim ke pemberontak Suriah dengan cara lain, seperti melalui kendaraan militer, juru bicara tersebut menolak memberikan komentar.
Süddeutsche memperingatkan bahwa jika Washington memberikan pernyataan palsu kepada badan-badan Jerman, mungkin ada konsekuensi serius bagi militer Amerika, termasuk menghalangi mereka dari ekspor senjata lebih lanjut.
Kegiatan Amerika di pangkalan udara Ramstein, yang merupakan markas besar Angkatan Udara AS di Eropa, telah menarik protes, terutama mengenai perannya dalam program pesawat tak berawak AS.