
Para kru terdiri dari pilot dan navigator duduk berdampingan di kokpit lapis baja. Kokpit dapat diakses dengan pintu di bawah pesawat dengan menggunakan tangga pesawat.
Pesawat ini dinilai benar-benar mampu hingga sangat disuka para pilot. Untuk menghargai pesawat ini mereka pun memberikan panggilan sayang ‘Duckling’. Alasannya kerucut hidung datar mirip paruh itik.
Pesawat ini tidak dirancang untuk aerobatik tetapi juga dapat mengalami overload hingga 7.5g [overloads yang dialami oleh pilot ketika mereka melakukan manuver aerobatic]
Pesawat dua kursi Su-34 ini mampu beroperasi sama efektifnya pada siang dan malam dan dalam setiap kondisi cuaca. Pesawat ini menggabungkan tiga pesawat yakni jet tempur, pesawat terbang serangan dan sebuah pembom garis depan.
Su-34 dapat melawan setiap serangan udara dan efektif menghancurkan target darat. Selain itu dapat terbang dalam waktu tak terbatas dengan hanya dibatasi oleh kemampuan fisik pilot.
Su-34, yang merupakan versi modifikasi dari pesawat tempur Su-27 (Flanker) yang dikembangkan oleh biro desain Sukhoi di bawah bimbingan kepala desainer Rollan Martirosov. Seri produksi pesawat ini dibangun di pabrik pesawat yang berbasis di Novosibirsk sejak tahun 2006.
Su-34 mampu terbang dalam modus auto pilot pada ketinggian yang sangat rendah yang diklaim tak satu pun dari jet tempur di dunia, termasuk F-22 dan F-35 Amerika memiliki kemampuan ini.
Selain itu pesawat juga memiliki radar untuk mengamati bagian belakang pesawat. Sistem akan memperingatkan awak akan ancaman dan bisa membalas dengan salvo rudal ketika pesawat musuh menyerang di belakang.