Kesepakatan pembelian sistem rudal pertahanan S-400 oleh Turki mendapat respons dari Amerika Serikat. Pentagon secara jujur mengatakan tidak senang dengan keputusan Ankara tersebut.
“Kami telah menyampaikan keprihatinan kami kepada pejabat Turki mengenai potensi pembelian S-400,” kata Juru Bicara Departemen Pertahanan Amerika serikat Johnny Michael kepada koresponden TASS Selasa 12 September 2017.
“Kami memiliki dialog terbuka mengenai masalah ini, dan telah menekankan pentingnya mempertahankan interoperabilitas NATO pada pengadaan sistem pertahanan utama manapun.”
“Turki adalah kunci NATO, dan kami berkomitmen untuk kemitraan pertahanan yang kuat,” lanjutnya.
“Amerika Serikat dan Turki memiliki hubungan pertahanan-perdagangan dan penjualan militer yang kuat dan signifikan. Turki terus mengejar sistem anti-rudal dari NATO Allies, termasuk AS, untuk kebutuhan pertahanan rudal jangka panjang yang lebih luas.”
Dia menegaskan posisi Washington dalam diskusi dengan Ankara mengenai pembelian senjata di negara-negara yang bukan anggota Aliansi Atlantik Utara, termasuk Rusia, bahwa senjata semacam itu tidak sesuai dengan NATO.
“Sistem pertahanan rudal interoperabilitas NATO tetap menjadi pilihan terbaik untuk mempertahankan Turki dari ancaman penuh di wilayahnya,” katanya.
Menteri Pertahanan Amerika James Mattis juga mengaku tidak senang dengan keputusan ini. Hal itu sudah diungkapkannya pada Juli 2017 lalu. Namun dia mengakui bahwa itu adalah keputusan Ankara sebagai negara berdaulat.
S-400 Triumf yang oleh Nato disebut sebagai SA-21 Growler adalah sistem rudal antipesawat jarak jauh terbaru yang mulai beroperasi pada tahun 2007. Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawt, rudal jelajah dan balistik dan juga bisa dimodifikasi untuk serangan darat. S-400 dapat menyerang target pada jarak 400 kilometer dan pada ketinggian hingga 30 kilometer.
Baca juga: