Pesawat tempur yang jatuh di Nevada dan menewaskan salah satu pilot F-35 pada 5 September 2017 lalu memunculkan sejumlah spekulasi.
Angkatan Udara Amerika tetap menjaga ketat rahasia jenis pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut. Spekulasi pertama bahwa jet yang jatuh adalah F-35 dan rahasia dijaga untuk tidak semakin meruntuhkan citra pesawat yang sudah didiera masalah tersebut.
Tetapi kemudian Angkatan Udara menegaskan bukan F-35 yang jatuh. “Saya pastikan bukan F-35 yang jatuh,” kata Kepala Staf Angkatan Udara Amerika David Goldfein.
Tidak biasa, Angkatan Udara menunggu hingga tiga hari untuk merilis kecelakaan pesawat yang mereka alami. Harus diakui, dibandingkan negara lain seperti Rusia dan China, Amerika lebih terbuka dalam menyampaikan kecelakaan yang dialami jet tempura tau pesawat lain mereka.
Bahkan kecelakan yang melibatkan dua A-10 Thunderblot II yang terjadi di tempat yang sama dan setelah kecelakaan misterius itu telah dirilis sebelumnya. Demikian juga kecelakaan yang melibatkan F-16 Irak dan menewaskan pilotnya. Juga terjadi di Nevada Test and Training Range pun segera disampaikan ke publik. Keduanya hanya selisih satu hari setelah kejadian.
Kecelakaan terjadi di Nevada Test and Training Range, sekitar 100 mil barat laut Nellis Air Force Base. NTTR merupakan ruang udara dan darat terbesar yang tersedia untuk operasi militer pada masa damai dengan 2,9 juta hektare tanah dan 12.000 mil persegi wilayah udara untuk menguji peralatan dan melatih militer Amerika.
Pilot yang tewas dalam kecelakaan tersebut adalah Letnan Kolonel Eric Schultz. Pilot berusia 44 telah ditolak masuk ke program pelatihan pilot tiga kali karena memiliki penglihatannya buruk. Dia kemudian masuk ke dunia akademis, di mana dia mendapatkan enam gelar termasuk gelar doktor dalam teknik kedirgantaraan dari Caltech dan gelar MBA dari Penn State.
Dia juga adalah seorang ilmuwan senior dan manajer pengembangan bisnis di pabrik mesin Pratt & Whitney, dan seorang insinyur uji sayap putar di Naval Air Warfare Centre.
Setelah menjalani operasi mata korektif, Schultz akhirnya bergabung dengan Angkatan Udara dan menjadi pilot pesawat tempur. Dia memiliki lebih dari 2.000 jam terbang di berbagai pesawat, termasuk F-15E Strike Eagle yang melakukan 50 misi dukungan udara dekat di Afghanistan. Schultz juga pernah menerbangkan xCF-18 Hornet Kanada dan menjadi pilot ke-28 yang menerbangkan F-35 Joint Strike Fighter. Dengan catatan ini Schultz adalah pilot yang brilian dan senior.
Jika bukan F-35 lantas apa yang jatuh? Kenapa harus dirahasiakan? Ada sejumlah alasan kenapa harus dirahasiakan.