Korea Utara dan Amerika berada di ambang konflik militer setelah Pyongyang terus melakukan uji rudal dan nuklirnya. Washington berulang kali menyatakan siap untuk memberi respons mematikan dengan kekuatan militer.
Amerika Serikat sejujurnya memiliki lebih banyak opsi senjata yang digunakan untuk melakukan gempuran awal pada negara tersebut. Salah satunya tentu saja serangan udara dengan mengirimkan pesawat tempur dan pembom siluman mereka yang akan menghancurkan target berbahaya pada tahap awal serangan.
Tetapi satu senjata yang juga sangat berbahaya datang dari bawah air. Dia kapal selam rudal balistik kelas Ohio USS Michigan. Kapal selam ini menjadi salah satu senjata konvensional paling mematikan di muka bumi.
USS Michigan dapat melepaskan hingga 140 rudal jelajah untuk menghancurkan pertahanan udara musuh dan membuka jalan bagi pesawat berawak untuk menerbangkan misi pemboman lebih lanjut.
Michigan muncul di Busan, Korea Selatan, untuk apa yang digambarkan oleh Pentagon sebagai kunjungan rutin. Tetapi dengan meningkatknya ketegangan di kawasan tersebut maka kedatangan kapal ini menjadi teraasa berbeda.
Ditugaskan pada tahun 1982, Michigan adalah satu dari 18 kapal selam rudal balistik kelas Ohio yang memberikan kemampuan serangan nuklir kedua yang penting. Mereka melakukan “patroli kiamat” yang dirancang untuk memastikan bahwa, jika terjadi serangan mendadak oleh Uni Soviet, cukup banyak senjata nuklir yang bisa bertahan di laut dan meluncurkan serangan balik yang lebih pedih bagi lawan.

Akhir dari Perang Dingin pada tahun 1991 Amerika diwajibkan mengurangi jumlah kapal selam rudal balistik hanya menjadi 14 unit. Dipilihkan empat kapal selam yang palingtua, termasuk Michigan untuk dilucuti kekuatan nuklirnya.
Kapal selam tidak dipensiun tetapi diubah menjadi kapal selam rudal jelajah dengan mengambil ruang yang semula digunakan untuk rudal balistik nuklir Trident II D-5 untuk menjadi rudal Tomahawk.
Hasilnya adalah kapal selam yang bisa membawa 154 rudal jelajah serangan darat, yang masing-masing dapat menempuh jarak hingga 900 mil dan menyerang sasaran dengan hulu ledak eksplosif 1.000 pon dengan bimbingan GPS. Ini adalah paket senjata presisi yang luar biasa yang menyaingi kemampuan destruktif seluruh angkatan udara abad ke-20.
Secara teoritis, jika Amerika menyerang Korea Utara maka kapal selam seperti Michigan akan menjadi kekuatan serangan gelombang pertama Utara. Kemampuan Tomahawak untuk terbang rendah dan lambat akan mampu menghindari radar, rudal Tomahawk dapat digunakan untuk target yang dilindungi dengan bangungan kuat tanpa risiko kehilangan pilot.
Tomahawk akan digunakan untuk menyerang markas utama, radar pertahanan udara, lokasi rudal, dan lapangan udara, untuk menekan pertahanan udara Pyongyang.
Dengan begitu, gelombang serangan berikutnya, yang terdiri dari pesawat berawak Amerika, akan memiliki ruang yang lebih aman untuk masuk dan melakukan serangan ke wilayah Korea Utara.
Meskipun pertahanan udara Korea Utara pada umumnya sudah tua dan dapat dihindari dengan terbang tinggi, beberapa sistem, seperti rudal KN-06 masih bisa mengancam pesawat Amerika Serikat.
Michigan tidak lolos dari pemberitahuan Korea Utara. Media pemerintah Pyongyang memperingatkan “USS Michigan tidak akan mampu muncul ke permukaan dan akan menemui akhir yang menyedihkan berubah menjadi hantu bawah laut.”
Tetapi bagaimanapun perang anti-kapal selam adalah perang paling rumit dalam militer baik masa lalu maupun sekarang.
Baca juga: