Helikopter eksperimental Sikorsky S-97 Raider mengalami kerusakan berat dan substansial ketika mengalami hard landing saat uji terbang di Pusat Penerbangan Pengembangan Sikorsky di Palm Barat, Pantai, Florida, awal Agustus 2017 lalu. Namun kecelakaan tersebut tidak menghentikan Sikorsky untuk melanjutkan program tersebut.
Chris Van Buiten, Wakil Presiden Teknologi dan Inoviasi Sikorsy mengatakan berdasarkan temuan awal, penyebab harl landing tidak ada kaitannya dengan teknologi koaksial utama Sikorsky X2 yang digunakan baik di pesawat Raider dan SB-1 Defiant yang sedang membangun.
“Akar penyebabnya adalah interaksi kompleks antara darat, landing gear, sistem kontrol penerbangan dan interaksi pilot yang terkait,” katanya kepada beberapa wartawan dalam sebuah wawancara telepon dan dilansir Defense News Minggu 11 September 2017. “Jika Anda mengenal industri rotor, ini adalah rangkaian interaksi kompleks yang terdokumentasi dengan baik karena transisi pesawat terbang dari operasi di darat ke operasi dalam penerbangan.”
Sikorsky menilai apakah perubahan pada sistem kontrol penerbangan juga harus diterapkan pada program Defiant.
Sikorsky masih mencari tahu apakah prototipe Raider bisa diperbaiki dan akan terbang lagi. Sementara itu, Van Buiten mengatakan perusahaan tersebut mempercepat prototipe keduanya ke dalam permainan.
Menurut Van Buiten pesawat kedua sebagian besar telah dibangun namun ditunda sehingga Sikorsky bisa menggabungkan pelajaran yang didapat dari prototipe pertama, yang telah terbang 20 jam dan melakukan lebih dari 100 jam ground run sebelum kecelakaan.
Prototipe kedua akan mengambil tempat pesawat pertama dan terus memperluas kemampuan terutama dalam mendorong kecepatannya yang berpotensi lebih dari 220 knot. Selain itu, perusahaan akan menunjukkan beberapa manuver yang dimungkinkan secara unik dengan teknologi X2, seperti kemampuan untuk perlambatan cepat dan akselerasi dari zona pendaratan.”
Sikorsky juga telah mendiskusikan paket senjata untuk Raider di laboratorium integrasi sistem dan bermaksud menggabungkan ke pesawat terbang kedua mereka.
“Itu semua terjadi tahun depan,” kata Van Buiten.
Baca juga:
