Pemberontak Rebut Raqqa, Serangan Udara Amerika Tewaskan 14 Warga Sipil

Pemberontak Rebut Raqqa, Serangan Udara Amerika Tewaskan 14 Warga Sipil

Pasukan pemberontak Suriah yang didukung Amerika Serikat mengambil alih kota tua bersejarah, Raqqa dan masjid kuno di wilayah itu setelah mereka melakukan serangan terhadap kelompok ISIS.

Kepala Pasukan Koalisi pimpinan Amerika mengatakan Pasukan Demokratik Suriah, terdiri dari petempur Kurdi dan Arab, pada pekan  mereka telah mengambil alih sebuah distrik terakhir di kota tua Raqqa dari kelompok ISIS.

Dengan bantuan sejumlah pesawat tempur dan pasukan khusus Amerika, SDF maju bertempur untuk merebut kota Raqqa, wilayah yang digunakan sebagai benteng oleh kelompok ISIS di Suriah. SDF mendorong masuk ke wilayah kota itu pada Juni, setelah berusaha mengepungnya selama berbulan-bulan.

SDF mengatakan bahwa pihaknya telah merebut 65 persen kendali dari keseluruhan wilayah Raqqa. “SDF telah mengalami kemajuan yang konsisten di wilayah perkotaan Raqqa, dengan bertempur dari kawasan ke kawasan,” kata Kolonel Ryan Dillon, juru bicara pasukan gabungan pimpinan Amerika Serikat dalam melawan kelompok ISIS Selasa 5 September 2017.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa SDF telah mengambil alih Masjid Agung Raqqa yang merupakan masjid tertua. Menggambarkan kemajuannya sebagai “sebuah tonggak sejarah “dalam pertempuran di Raqqa.

Petempur SDF telah melakukan perlawanan sengit dengan kemajuan yang lamban dalam melawan kelompok ISIS di kota tua Raqqa sejak awal Juli, ketika sekutu Amerikamelancarkan serangan udara di sana.

Sebuah kelompok pemantau perang, Observatorium Hak Asasi untuk Suriah yang bermarkas di Inggris, mengatakan pada pekan lalu bahwa SDF telah merebut kendali lebih dari 90 persen wilayah kota tua Raqqa.

Sementara Kantor Berita Suriah, SANA melaporkan sedikitnya 14 warga sipil meninggal selama 24 jam belakangan akibat serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap Kota Ar-Raqqah di Suriah Utara.

Serangan udara tersebut ditujukan ke bundaran Naim di Ar-Raqqah, sehingga mengakibatkan kerugian sangat besar.

Serangan itu adalah yang paling akhir dalam rangkaian serangan udara yang telah merenggut korban jiwa sipil di Ar-Raqqah. Pada Agustus, sebanyak 78 warga sipil tewas akibat serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap beberapa daerah di Ar-Raqqah.