
Berbicara pada media tersebut, Andrei Frolov, pemimpin redaksi majalah ‘Arms Export’, menjelaskan bahwa adanya ketertarikan pada Iskander dan kemungkinan penjualan senjata adalah hal yang berbeda.
“Jelas, negara manapun dapat mengajukan permohonan untuk membeli Iskander. Pertanyaannya adalah apakah akan dipenuhi. Secara teoritis, ini mungkin termasuk Aljazair atau Vietnam, yang melawannya China menuntut lebih banyak sistem pertahanan militer paling canggih,” katanya.
Pakar tersebut menekankan meski ada banyak sistem rudal balistik jarak pendek lainnya, tetapi yang mendorong ketertarikannya terhadap Iskander adalah kemampuannya untuk menembus pertahanan udara dan rudal musuh.
Sejauh menyangkut kepentingan dari negara-negara lain, Frolov mengatakan bahwa semuanya tergantung pada situasi geopolitik dan strategis wilayah terebut, apakah negara tersebut memiliki teknologi rudal domestik sendiri, dan apakah ini merupakan sistem rudal Amerika atau tidak.
“Sedangkan untuk Arab Saudi, pasukan rudalnya dipersenjatai dengan rudal jarak menengah China. Secara hipotetis, jika Moskow memasok Riyadh dengan Iskander, keseimbangan kekuatan tidak akan berubah. Dari sudut pandang teknologi, ada beberapa risiko, mengenai , misalnya, sistem manajemen penerbangan. Namun, mengingat Iskander digunakan di Georgia, Amerika bisa mengumpulkan sisa-sisa rudal untuk melihat komponen internal mereka. Hal lain yang menjadi faktor politik saat bermain, dan Iran, misalnya, mungkin meminta Moskow untuk tidak memasok rudal tersebut ke Riyadh.”
Analis mencatat bahwa selama hampir seluruh periode pasca-Perang Dingin, dengan pengecualian pengiriman rudal R-17 ke Armenia pada tahun 90an, Rusia belum memainkan peran aktif dalam penjualan sistem rudal ke luar negeri.
“Ada kemungkinan memasok Iskander ke Suriah, namun Israel memblokirnya. Dalam hal ini, transfer Iskander ke Armenia adalah semacam terobosan. Setiap transaksi serupa akan sangat sulit, tetangga dari pembeli potensial akan menempatkan tekanan kuat pada mereka. ”
Sementara itu, Vladimir Shvarev, Wakil Direktur Pusat Perdagangan Senjata Dunia yang berbasis di Moskow, mengatakan kepada Svobodnaya Pressa bahwa sampai Rusia mengembangkan sistem yang lebih kuat dibandingkan Iskander, pasokan senjata ke negara lain mungkin akan terus dibatasi
“Pembeli potensial bisa mengajukan permohonan, tapi ini tidak berarti mereka akan disetujui,” katanya. “Menurut pandangan saya, Iskander hanya bisa dikirim ke negara-negara CSTO, dan bahkan tidak semuanya.”
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2017/01/27/nato-memang-harus-khawatirkan-iskander-rusia/